Jumat, 21 Agustus 2015

Sejarah Pencak Silat NU PAGAR NUSA

Dilingkungan Pesantren NU,terdapat banyak aliran silat baik aliran silat jawa timur,jawa barat,jawa tengah,Banten,silat betawi,silek minang,silat Mandar,Silat Mataram,dan lain lain,oleh karena itulah untuk menyatukan semua aliran silat tersebut di bentuklah pagar nusa.sebagai wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU.Wadah ini tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri.artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara.

Peran besar Gus Maksum
Sebenarnya di kalangan NU banyak sekali Pendekar Silat,Kyai atau ajeungan yang memiliki ilmu kanuragan,namun nama Gus Maksum tidak bisa di pisahkan dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa.Kecintaan silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat yang ada di lingkungan NU tapi belum punya wadah yang mengikat sehingga menjadi keluarga yang bersama sama mengembangkan serta mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari Wali songo mengalir ke tokoh tokoh pesantren
Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat,ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum resmi berdiri,beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat.pada waktu itu pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri,selain bertujuan mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu counter atas LEKRA ( lembaga kesenian rakyat ) lembaga di bawah naungan partai komunis indonesia PKI.Sebab LEKRA adalah otak dibalik aksi provokatif,sabotase,teror dan lain lain.Menghadapi aksi LEKRA ini,beliau mengatakan “Ada aksi ada Reaksi” artinya LEKRA beraksi GASMI bereaksi,Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.
Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat,ngurusin santri dan perjuangan melawan aksi aksi PKI baru setelah sintuasi mulai kondusif pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan dikediaman beliau,dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo.
GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang ada di NU.dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal seperti Jiwa Suci milik pesantren Al maruf bandar lor kediri,PORTUGAL silat tradisional Blitar,Asta Dahana perguruan silat Kediri.dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.

Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA
Akhirnya dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar dan Kyai pimpinan pondok pesantren , tokoh silat dan tokoh masyarakat membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.Di hadiri ulama sepuh dan kaum pendekar.Di antara kyai sepuh itu adalah KH.Syansuri Badawi.
Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain,Gus Maksum sendiri,KH.Abdurahman Ustman Jombang,KH.muhajir Kediri,H.Atoillah Surabaya,Drs.Lamro Ponorogo,Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan beberapa pendekar lainnya,tokoh tokoh inilah yang berada dibalik berdirinya pagar nusa.
Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
1.Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
2.Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.
Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa
Selanjutnya pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan,Genggong,Kraksaan,Probolinggo.Di hadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara ,Munas itu mengangkat Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa,dan Prof.Dr.H.Suharbillah sebagai ketua Harian SekJen.H.Kuncoro ( H.Masyhur )
Sikap Jati diri Pagar Nusa
Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting Jati diri NU ) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya Persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.

Pandangan Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap saudara,sahabat,bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan yang sama,apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara kemudian ke Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni silat,jelas banyak pendekar di Nusantara adalah murid Wali Songo.
Kini saatnya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Menjadi wadah Ikatan Para Pendekar,Jawara,Pesilat dari berbagai aliran di bawah naungan NU.Amin
SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA
Simbol IPS NU Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan :
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH
Artinya tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah
Yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :
Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syariat Islam yang mempunyai lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila.
Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.

Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.
Firman Allah SWT :
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.
Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama :
Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.

Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.
Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol
Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).
Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.

Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )
Gus Maksum dan Fenomena dirinya
Setiap orang pasti memiliki kelebihan pada dirinya,hal ini juga terdapat pada figure seorang Gus Maksum,kisah-kisah berikut ini adalah berdasarkan fakta yang diceritakan langsung oleh beberapa nara sumber baik yang ikut bersama Gus Maksum maupun yang melihat langsung kejadian-kejadian itu.Fenomena-fenomena keluarbiasaan ini disangkalnya tatkala dikonfirmasi kepada beliau ketika masih hidup.Beliau selalu mengatakan bahwa kejadian-kejadian yang dialaminya itu semata-mata hanyalah atas izin dan pertolongan Allah tidak lebih dari itu
Keistimewaan sejak kecil
Keistimewaan-keistimewaan Gus Maksum sudah tampak sejak kecil.pada waktu itu Gus Maksum kecil mampu melompat melayang dari satu tiang ketiang yang lainnya di masjid Kanigoro,ia juga mampu berputar cepat diatas piring tanpa pecah laksana Gangsing,padahal waktu itu ia belum mahir ilmu silat.

Gus Maksum kecil juga pernah melempar seekor kuda seperti melempar sandal.padahal waktu itu bobot angkatan beliau tidak lebih dari 20 Kg.
Dimasa remaja Gus Maksum pernah membantu salah seorang familinya untuk memasang lembu bajakannya.ketika hendak memasang tiba-tiba lembu itu mengamuk dan dengan cepat dan kuat menerjang kearah dada Gus Maksum.dengan reflex beliau menangkis dan berbalik menerkam,dan apa yang terjadi membuat semua orang yang melihatnya heran karena lembu itu terpelanting beberapa meter jauhnya,menanggapi kejadian tersebut Gus Maksum hanya berkata semua hanyalah kebetulan saja dan berkat pertolongan Allah SWT.
Rambut tidak mempan dipotong / Kyai Gondrong
Penampilan Gus Maksum dengan rambut gondrongnya bukan sekedar gaya atau hobi semata.Tetapi Rambut Gondrongnya itu merupakan sebuah ijazah yang didapat dari guru beliau yaitu Habib Baharun Mrican Kediri,hasil dari pengamalan itu sering terjadi keanehan keanehan terkait dengan rambut beliau ini,seperti rambut beliau bisa berdiri,bisa mengeluarkan api,serta tidak mempan dipotong.

Bukti daripada itu adalah,pada decade 1970-an beliau pernah terjaring razia rambut panjang.namun terjadi keanehan,setiap kali aparat menggunting rambutnya,rambut itu tidak terpotong bahkan setiap gunting yang tajam beradu dengan rambut beliau selalu mengeluarkan percikan api.Kejadian ini pernah dimuat di harian republika.
Menaklukan Jin
Berbicara tentang Gus Maksum orang awam biasanya akan langsung berasosiasi tentang jin,tapi apakah benar Gus Maksum memelihara jin seperti banyak diperbincangkan orang?
Anggapan ini tidaklah benar,yang benar Gus Maksum tidak pernah memelihara jin,tapi kalau beliau sering menaklukan jin yang mengganggu itu memang benar,Gus Maksum pernah menaklukan Patihnya jin namanya Jin Dempul ketika Gus Maksum menolong orang yang kesurupan,orang tersebut berhasil disembuhkan Gus Maksum setelah jin didalam tubuh orang itu berhasil ditaklukan.
Menghadapi puluhan orang sendirian
Salah satu kisah yang menunjukan keberanian Gus Maksum adalah ketika beliau harus bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun.Gus Maksum yang waktu itu sangat muda usianya mampu mengalahkan mereka semua.
Dalam pertempuran itu Gus Maksum bukan hanya menggunakan olah kanuragan tapi juga dengan olah batinnya.

Peristiwa lain ketika Gus Maksum diundang menghadiri pertandingan silat di Kediri Timur,saat itu beliau bertarung melawan pendekar silat,jago duel dari berbagai macam aliran silat yang sudah berkumpul disitu.Karena telah memiliki bekal dan kemampuan yang terlatih sejak kecil Gus Maksum mengalahkan puluhan pesilat sendirian,Bahkan lawan terakhir berhasil dikalahkan dengan sangat mudah peristiwa ini terjadi saat usia beliau 16 Tahun.
Dan itulah peristiwa paling dramatik membuat para pendekar lainnya harus mengakui kemampuan Gus Maksum di dunia persilatan
Ban bocor hanya dengan acungan jari
Saat NU masih menjadi partai massa NU sering bentrok dengan massa LDII dulu bernama Darul Hadits waktu itu termasuk underbow dari GOLKAR,suatu ketika massa LDII/Golkar berkonvoi melewati jalan depan Pesantren Lirboyo,saat itu Gus Maksum sedang menerima tamu.
Ketika arak-arakan itu sampai depan ndalem Gus Maksum,beliau langsung keluar karena mendengar bising suara knalpot dan klakson kendaraan yang memekakan telinga.Melihat gelagat yang kurang baik ini secara reflek Gus Maksum mengacungkan jari telunjuknya kearah mereka.keajaibanpun terjadi dengan serta merta seluruh ban kendaraan yang mereka tumpangi bocor secara serentak,karena bannya bocor rombongan konvoi itu tidak bisa melanjutkan arak-arakan.Akhirnya terpaksa mereka pulang dengan mendorong kendaraannya masing-masing.

Tidak mempan senjata tajam
Hal ini terbukti saat beliau melawan orang-orang PKI dahulu.Setiap Bacokan dan tebasan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuh beliau,bahkan senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari tubuhnya.kalaupun ada yang sampai mengenai tubuh beliau,senjata-senjat tak ada satupun yang melukai beliau.
Keistimewaan ini juga terbukti ketika beliau di undang pengajian di daerah Sragen Jawa Tengah pada tahun 1999,Waktu itu tanpa ada sebab yang jelas tiba-tiba ada orang yang menikamnya Untungnya Gus Maksum tidak terluka sedikitpun hanya pakaian yang dipakai robek kena tikaman,lalu pakaian itupun beliau simpan karena pemberian dari salah seorang sahabatnya.
Tidak mempan di santet
Kalau bicara santet,banyak sekali pengalaman yang beliau dapatkan,Hampir semua aliran ilmu santet di kenalnya,dan sudah tidak terhitung banyaknya dukun santet yang pernah dihadapi,sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet.Beliau juga tidak segan-segan untuk menantang para dukun santet secara terang-terangan.Hal itu dilakukan karena santet menurut Gus Maksum termasuk kemungkaran yang harus dilawan.

Kekebalan Gus Maksum terhadap santet juga sudah pembawaan sejak lahir,karena beliau juga masih keturunan Kiai Hasan Besari (ponorogo).Menurut Gus Maksum sebagai muslim tidak perlu khawatir terhadap santet,karena santet hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kufur atau murtad,yang penting seorang muslim haruslah selalu ingat kepada Allah dan bertawakal kepadaNya.
Diantara pengalaman Gus Maksum mengenai santet diantaranya dialaminya ketika menginap di desa Wilayu,Genteng,BanyuWangi,sekitar jam setengah dua malam,saat beliau hendak istirahat,tiba-tiba dari arah kegelapan muncul bola api sebesar telur terbang menuju kearah pahanya.Dengan santai Gus Maksum membiarkan bola api itu mendekatinya.Ketika bola api itu sampai ke paha,Beliau Cuma Tanya”Banyol tha (mau bercanda ya?) seketika itu juga bola api itu melesat pergi ditengah kegelapan malam.

Satu lagi kejadian yang pernah dialaminya,ketika bermalam didesa Kraton,Ranggeh saat Gus Maksum beristirahat,beliau di datangi kera jadi-jadian yang berusaha mencekiknya,tapi usaha itu dibiarkannya saja,setelah beberapa lama baru ditanya Gus Maksum “mau main-main ya? Langsung saja kera itu lari menghindar dari Gus Maksum.
Surat sakti
Gus Maksum pernah kedatangan tamu dari semarang yang mengeluhkan kelakuan putranya yang suka mabuk-mabukan dan sering pergi kelokalisasi,bahkan putranya sering mengancam akan membunuh orang tuanya.Karena sudah tak tahan melihat kelakuan putranya itu,ia pergi kerumah Gus Maksum di Kediri,dengan harapan mendapat obat untuk mengobati prilaku anaknya.Tapi yang diharapkan tidak dipenuhi Gus Maksum,Beliau hanya membuatkan sepucuk surat untuk dibawa pulang agar dibacakan kepada anaknya.
Walaupun orang tua itu bingung karena obat yang di harapkannya tidak diberi,ia tetap melakukan apa yang diperintahkan Gus Maksum dengan menyampaikan surat itu kepada anaknya,Dan begitulah setelah surat itu dibacakan kepada anaknya,dalam waktu singkat kelakuan anaknya yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan perlahan berubah.Singkatnya kelakuan anak itu tidak lagi nakal seperti dulu.

Demikian sebagian Fenomena Gus Maksum
Hobi dan kegemaran Gus Maksum
Senang berambut Gondrong
Menurut kakandanya ,Nyai Karomah,Gus Maksum memelihara rambut beliau itu sejak masih belajar silat pada masa remajanya dulu,perihal rambutnya yang tak bisa dipotong juga dibenarkan oleh keluarganya,Rambutnya bisa dipotong jika beliau telah mengijinkannya.Gus Maksum biasanya akan bilang “Saya rela rambut saya dipotong”
Rambut Gondrongnya Gus Maksum bukan untuk tampang saja atau sekedar bergaya tapi gondrongnya Gus Maksum atas Izajah dari salah satu Guru beliau yaitu Habib Baharun Mrican,sehingga selain rambut beliau tidak mempan dipotong juga bisa mempercikan api jika beliau sedang marah makanya beliau juga banyak dijuluki ” si Rambut Api.”
Namun perihal kehebatan Rambutnya,Beliau selalu mengatakan “ Semua itu hanyalah pertolongan dari Allah SWT,tidak ada yang istimewa dari rambut saya”
Menjalani Riyadlah sejak kecil
Lelaku batin sudah dijalaninya sejak kecil seperti ngrowot (latihan rohani dengan tidak makan makanan tertentu) sejak usia 14 tahun selain ngrowot Gus Maksum juga riyadloh hanya makan kunyit dan nasi ketan.selain itu beliau juga sangat tekun mengamalkan wiridan wiridan,semua bentuk wiridan yang di izajahkan gurunya diamalkannya.Bahkan kalau kadung wiridan bisa sampai dua hari baru selesai.

Berkat ketekunan dan keuletannya dalam dunia silat ditopang riadloh yang kuat dan tak kenal lelah Gus Maksum berhasil menciptakan ilmu silat dan kanuragan yang sempurna (perfect ) hingga menjadikan beliau seorang pendekar sejati pilih tanding.Keberanian dalam melaksanakan Amar Ma’ruf nahi mungkar bukanlah kemampuan yang dimiliki beliau semata,lebih dari itu ,ia selalu bertawakal dengan menyerahkan sepenuhnya segala urusan kepada Alloh SWT.
Beliau selalu mengajarkan pada santrinya,janganlah takut kepada siapapun kecuali Allah,dan harus selalu menyadari bahwa semua daya kekuatan semata hanyalah pertolongan Allah.Hal ini menyimpulkan rasa tawakal selalu beliau pegang hingga ahir hayatnya.
Silat adalah Bagian hidupnya
Kegemaran beliau akan ilmu silat dimilikinya sejak kecil dan dikembangkannya ketika beliau remaja,sejak remaja sampai usia senja beliau mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk silat,beliau menyelami dan mendalami dunia silat secara total,namun dibalik kecintaannya terhadap silat beliau sering menekankan pada para santrinya bahwa silat bukanlah segala-segalanya,kewajiban seperti shalat,mengaji,sekolah,puasa adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
Sebagaimana yang sering diwejangkan oleh beliau bahwa semua ilmu hakikatnya adalah ilmu Allah,hingga apapun jenisnya harus dikuasai secara proposional.Ngaji oke,sekolah iya,silat juga nggak masalah.

Demikian beberapa hobi Gus Maksum,selain itu Gus maksum sangat Hobi memelihara Hewan dan berkebun.

Analisis Bantingan (Jatuhan) Dalam Pencak Silat

 
A.    Pencak silat
            Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri yang berasal dari Asia Tenggara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
            Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
            Pencak silat atau silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
            Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
            Dalam olahraga pencak silat bisa dilakukan dimana saja dalam ruangan maupun di luar ruangan sebab pencak silat adalah olahraga yang tidak terfokus pada luas dan lebar lapangan, tetapi untuk melakukan olahraga pencak silat butuh latihan khusus sebab di dalam pencak silat ada beberapa teknik dasar yang harus di pelajari (di kuasai) terlebih dahulu.
            Adapun teknik dasar pencak silat adalah yaitu  pukulan, tendangan, tangkisan dan bantingan.
 


 

B.     Macam-macam bantingan (jatuhan) dalam pencak silat
            Bantingan dalam pencak silat adalah suatu tehnik untuk menjatuhkan lawan kita, dengan memanfaatkan tenaga lawan. Tehnik bantingan terdapat beberapa macam tehnik dasar yaitu:
1. Bantingan depan
            Kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di depan dada dengan keadaan siap, pada saat lawan melakukan serangan dengan kaki (tendangan) posisi tangan dalam keadaan siap untuk menangkap kaki lawan, dengan memanfaatkan tenaga lawan dengan cara memegang kaki lawan dan pada saat berat badan berpusat ke depan dengan memanfaatkan tenaga lawan kaki lawan di tarik dan di putar ke belakang sehingga lawan terbanting kedepan karena berat badan sepenuhnya berada di depan.
2. Bantingan belakang
            Kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di depan dada dengan keadaan siap, saat lawan melakukan serangan dengan kaki (tendangan) posisi tanga dalam keadaan siap untuk menangkap kaki lawan, saat menyerang dengan tendangan kaki kiri di geser kedepan tangan kanan menagkap (mengambil) kaki lawan dan posisi kaki kiri menyapu (menggampar) kaki tumpuan lawan, posisi tangan kiri merangkul pinggang lawan kemudian lawan di ankat dan di jatuhkan.
  3. Bantingan samping
            Kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di depan dada dengan keadaan siap, saat lawan melakukan serangan dengan kaki (tendangan) posisi tanga dalam keadaan siap untuk menangkap kaki lawan, pada saat melakukan tendangan kaki lawan di pegang kemudian kaki lawan di tarik ke samping kita dan kaki kanan maju berada di belakang kaki kiri lawan kemudian tumpuan kaki kiri (belakang) di putar ke belakang setelah itu lawan di bantingkan ke samping.
4. Guntingan
            Kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di depan dada dengan keadaan siap, kemudian kita menyerang lawan dengan cara meloncat kedepan (seperti melakukan slaiding) dengan posisi kaki kiri berada di belakang bawah kaki lawan dan kaki kanan berada di depan perut lawan kemudian kaki kanan di hentakan ke samping belakang lawan bersamaan dengan tubuh kita yang jatuh.
C.    Analisis bantingan dalam pencak silat:
1.      Hukum Newton I (kelembaman)
Suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan (dengan arah dan kecepatan yang tetap) kecuali bila benda tersebut dipaksa oleh gaya-gaya mengubah keadaanya. Contoh memanfaatkan kecepatan awal pada saat lawan melakukan tendangan kemudian kaki lawan di tangkap dan di tarik ke arah tendangan sehingga lawan bisa terjatuh.
 
2.      Arah Gaya dan Kecepatan
Semakin mengikuti arah gaya maka semakin stabil dan bantingan menjadi lebih ringan. Contohnya jika lawan menendang tapi arahnya ke atas, maka kita akan lebih mudah jika menarik kakinya ke atas juga, karena posisi pada saat itu lawan tidak stabil. Kecepatan langkah-langkah mulai dari menangkap dan menjatuhkan meminimalisir kesulitan dalam melakukan bantingan.
 
3.      Keseimbangan
Pada posisi terakhir dalam melakukan bantingan, kekuatan, posisi kaki, dan posisi badan harus diperhatikan agar bantingan menjadi sempurna, atlet tidak terjatuh, dan mendapatkan poin. Kekuatan dari atlet harus maksimal agar lebih ringan saat melakukan bantingan. Kemudian posisi kaki yaitu membentuk kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, atau membentuk jubai yaitu posisi kaki sejajar dengan kedua lutut di tekuk. Kemudian posisi badan agak membungkuk ke depan.

Persiapan Pribadi Atlit Pencak Silat Dalam Bertanding

Sangat penting bagi seorang atlit pencak silat untuk mempersiapkan diri dalam pertandingan. Pertandingan pencak silat memberlakukan sistem gugur yang sangat kompetitif yang artinya sekali seorang pesilat kalah ia kehilangan kesempatan untuk maju ke babak selanjutnya. Artinya, seorang juara pencak silat adalah ia yang tidak pernah kalah, selalu menang dari awal hingga akhir pertandingan. Untuk mencapai prestasi ini, dibutuhkan persiapan yang matang. Latihan fisik dan teknik secara rutin dan terprogram harus dilakukan. Namun menjelang berangkat pertandingan, juga ada hal-hal khusus yang harus dipersiapkan maisng-masing atlit untuk menunjang keberhasilan dalam pertandingan.
Karena pencak silat sebagian besar adalah olahraga individu  (kecuali kategori ganda dan regu), maka persiapan sebaiknya dimulai dari level yang paling dasar yakni dari diri atlit sendiri, yang akan kita sebut “persiapan pribadi”.
Persiapan pribadi adalah semua hal yang harus dipersiapkan oleh masing-masing atlit sendiri. Mengapa persiapan pribadi sangat penting? Karena apabila seorang atlit telah memiliki kesiapan, ia dapat lebih terfokus pada pertandingan, bukan kepada hal-hal lain selain pertandingan. Dan fokus atau konsentrasi turut memperbesar peluang meraih juara.
Kemudian bagaimanakan “persiapan pribadi” yang wajib dilakukan atlit pencak silat itu? Inilah urut-urutan dan uraiannya, mulai dari: (1) sebelum berangkat; (2) saat tiba di tempat pertandingan; (3) saat bermain;  dan (4) selesai bertanding.
  1. Sebelum Berangkat Bertanding
Kata kuncinya adalah: Bereskan hal-hal yang bisa mengganjal. Artinya, sebelum bertanding seorang atlit pencak silat harus membereskan hal-hal lain yang sekiranya akan menggangu konsentrasinya selama bertanding. Apa saja yang harus dibereskan?
  1. Permasalahan pribadi
Penting untuk membereskan urusan-urusan pribadi sebelum berangkat. Terutama bila atlit memiliki masalah pribadi dengan orang lain. Permasalahan pribadi biasanya berkaitan dengan faktor perasaan/afeksi atau emosi. Permasalahan pribadi akan memicu emosi yang berlebihan, dan dalam kondisi tersebut atlit akan sulit fokus. Cara paling aman adalah jangan membuat masalah pribadi apapun menjelang berangkat bertanding; atau apabila memiliki masalah pribadi, bereskan hingga tuntas sebelum berangkat.
  1. Masalah ijin atau dispensasi
Ini berkaitan dengan ijin atau dispensasi sekolah, tugas-tugas yang harus dilakukan atau dikumpulkan ketika kita bertanding. Pastikan semua surat dispensasi telah diterima para dosen atau sekolah, sehingga di kemudian hari tidak ada permasalahan berkaitan dengan hal itu. Apabila waktu pertandingan bertepatan dengan pengumpulan tugas atau ujian, mintalah ijin secara langsung pada dosen bersangkutan, mintalah jadwal di waktu lain, ujian bersama kelas lain, atau kumpulkan tugas lebih awal.
Sesungguhnya dengan mengurus ijin/dispensasi merupakan suatu bukti untuk menegaskan identitas anda sebagai seorang atlit pencak silat yang bertanggung jawab, dan membuktikan anda tidak bersikap egois dan tetap respek pada bidang kehidupan anda yang lain.

  1. Perlengkapan pribadi
Kemasi perlengkapan pribadi anda sendiri jauh-jauh hari sebelum bertanding. Terutama perlengkapan bertanding seperti seragam, decker, handuk, tempat minum, sabuk, dll. Untuk ketegori ganda dan regu, persiapkan secara detil peralatan seperti golok, toyak, seragam, aksesoris, sabuk, peniti dll. Bawalah juga peralatan pribadi lainnya yang sekiranya akan dibutuhkan misalnya P3K pribadi, pemanas air, MP3, bantal kecil, selimut, dll. Penting untuk diperhatikan: bawalah perlengkapan pribadimu selengkap mungkin, jangan meminjam milik orang lain.
  1. Berpamitan
Agar merasa nyaman secara emosional, pamitlah kepada orang-orang dekat, terutama orang tua dan pelatih (apabila ia tidak ikut berangkat). Seorang atlit yang berangkat bertanding ibarat tentara yang berangkat berperang. Karena tu sebelum berjuang, beritahukan kepada orang-orang penting agar mereka memberikan doa restunya. Perlu diketahui bahwa untuk berpamitan tidak harus secara langsung, melalui telepon atau SMS sudah cukup, yang penting ini harus dilaksanakan.

  1. Tiba di Tempat Pertandingan
Kata kuncinya adalah: Mandiri. Atlit yang mandiri adalah atlit yang tahu kapan harus berlatih, kapan harus makan, tidur, istirahat, mempersiapkan diri dll tanpa harus disuruh. Meskipun seorang atlit berangkat bersama tim, dan ada pelatih dan manajer yang bisa mengingatkan dan mempersiapkan segalanya, bersikap mandiri tetap harus dilaksanakan. Pelatih dan manajer akan sangat terbantu bila atlitnya bisa sadar akan tugasnya tanpa harus disuruh-suruh. Pencak silat adalah olahraga individu maka setiap orang harus berkonsentrasi dengan tugasnya masing-masing. Atlit tugasnya adalah bermain, memenangkan pertandingan sebanyak mungkin, maka fokuslah dengan tugas itu. Jangan berusaha berperan lebih dari itu, kecuali bila jam terbang anda sudah mumpuni untuk itu.
Secara teknis, inilah yang harus dilakukan saat bertanding:
  1. Mempersiapkan perlengkapan bertanding
Persiapkan perlengkapan bertandingmu sendiri secara mandiri. Seragam, decker, pelindung kemaluan, tempat minum, handuk, baju ganti, dll. Jangan meminjam milik orang lain, atau mengandalkan perlengkapan tim yang disediakan manajer. Karena barang pinjaman atau barang tim itu belum tentu nyaman untuk anda. Kenyamanan anda dalam bermain ikut menentukan kepercayaan diri anda. Dan bila anda merasa lebih percaya diri menggunakan peralatan tertentu, misalnya seragam, decker, aksesoris tertentu (untuk TGR), maka persiapkan baik-baik peralatan itu. Dan bawalah sendiri, jangan pernah menitipkannya pada orang lain. Karena bisa saja barang dipakai orang lain tanpa ijin, hilang, atau ketika dibutuhkan yang membawa sedang pergi. Sebaiknya atlit memiliki sebuah tas yang khusus dibawa ke gelanggang yang isinya perlengkapan bertanding masing-masing. Bila perlu, bawalah peralatan cadangan. Ini untuk berjaga-jaga bila terjadi sesuatu. Misalnya membawa seragam cadangan di tas, kalau-kalau saat bertanding sobek.
Khususnya bagi kategori TGR, penting untuk mempersiapkan peralatan bertanding secara detil. Karena bagi TGR penampilan termasuk salah satu faktor yang mendongkrak penilaian juri. Karena itu tampillah sebaik mungkin; pakailah seragam, sabuk, aksesoris yang terbaik, jangan yang sembarangan. Lipat rapi seragam, sabuk, aksesoris di dalam plastik atau tempat khusus agar tidak kotor dan kusut. Bersihkan golok sampai mengkilap minimal semalam sebelum bermain; amplaslah toyak bila perlu. Bawalah semua peralatan tersebut secara hati-hati dalam tas. Dan bawalah semuanya sendiri, untuk menjaganya agar tidak kotor/kusut, dipakai main-main, atau berjaga-jaga terhadap lawan yang memiliki niat tidak baik.
  1. Membuat diri sendiri senyaman mungkin
Buatlah diri sendiri senyaman mungkin selama bertanding. Perlu diketahui bahwa suasana di gelanggang bisa saja sangat ramai, menegangkan atau penuh tekanan. Seorang atlit tetap harus bisa rileks dalam kondisi apapun. Untuk rileks, cara masing-masing atlit berbeda-beda. Ada yang mendengarkan musik menggunakan MP3/HP, membawa bantal kecil untuk tidur di gelanggang, membaca buku, komik lucu, menyepi di musholla, atau melakukan relaksasi. Yang penting buatlah dirimu senyaman mungkin dengan caramu sendiri, tanpa merepotkan orang lain.
  1. Mengatur perilaku sesuai etika
Pada dasarnya adalah mengatur perilaku diri sendiri agar sesuai dengan etika sopan santun. Etika ini ada dua macam: etika terhadap orang lain dan etika terhadap diri sendiri. Etika terhadap orang lain yaitu: berperilakulah sopan santun pada sesama pesilat, pelatih, wasit juri dan orang-orang di sekitar gelanggang. Ini berlaku saat bermain maupun tidak. Bila dipikirkan secara mendalam, pencak silat adalah olahraga bela diri yang santun, ini terlihat dari pertaurannya. Hormat sebelum masuk gelanggang, tidak boleh menghina lawan, tidak boleh menyerang muka, dilarang mencederai dengan sengaja, tidak menyerang ketika posisi lawan di bawah dll, semua itu sesuai dengan adat kesopanan dan sifat ksatria. Karena itu bawalah kebiasaan ini di luar gelanggang. Bukan perilaku yang menjilat, tetapi sopan santun sewajarnya yang tenang, elegan dan tidak berlebihan. Anda akan lebih dihormati orang lain bila berperilaku demikian, termasuk dihormati teman, lawan, wasit dan juri.
Sedangkan Etika terhadap diri sendiri yaitu: berpikir positif, tidak menjelek-jelekkan diri sendiri, bersih dari pikiran atau niatan negatif. Ini termasuk mengendalikan pikiran dan emosi dari segala sesuatu yang negatif seperti: godaan untuk sombong, ambisius, menyakiti lawan, atau pikiran rendah diri/minder, takut dan putus asa. Kemampuan mengendalikan pikiran ini tergantung dari kedewasaan seorang atlit. Untuk dapat mengenalikan pikiran banyak metode untuk melatihnya, a.l: memiliki catatan harian, afirmasi, relaksasi, meditasi dll. Namun solusi paling mudah untuk mengendalikan diri adalah berdoa sesuai keyakinan masing-masing, yang akan dibahas secara tersendiri.
  1. Berdoa
Berdoa adalah solusi terbaik melepaskan diri dari pikiran negatif. Jujurlah kepada Tuhan dengan apa yang anda rasakan saat ini. Bila anda merasa takut, akuilah, dan mintalah kepada Tuhan keberanian. Bila merasa lemah, akuilah, mintalah kepada Tuhan diberi kekuatan. Atau berdoalah secara netral minta diberi kekuatan untuk bermain sebaik mungkin. Atau cukup bersyukur, berpasrah akan menang-kalah kepada Tuhan. Berdoa ini wajib dilakukan, tetapi jangan memaksakan diri berdoa dalam cara yang anda tidak nyaman atau tidak biasa melakukannya. Intinya, berdoalah dalam cara yang membuatmu nyaman. Dalam buku Quantum Ikhlas disebutkan bahwa “Tuhan akan mengabulkan doa yang diucapkan di hati, bukan di mulut”.
  1. Ketika Bermain
Tiba saat bermain. Inilah persiapan yang sangat penting. Buat pikiran tetap rileks namun terfokus. Jangan terlalu rileks, tetapi juga jangan terlalu tegang. Teralu rileks akan membuat anda lengah dan meremehkan lawan, sementara terlalu tegang akan menurunkan kemampuan anda. Kata kuncinya adalah: Nikmati sebaik-baiknya.
  1. Estimasi waktu
Partai keberapa saya bertanding? Sudut merah atau biru? Urutan keberapa saya tampil? Pool a atau b? Di gelanggang yang mana? Perkiraan jam berapa saya main? Ketahui secara pasti kapan, dimana, partai/urutan keberapa anda bermain, lalu koordinasikan dengan pelatih/ofisial. Sehingga anda bisa menentukan kapan mulai bersiap-siap pemanasan. Untuk kategori TGR, estimasi waktu harus diperhitungkan baik-baik, karena selain pemanasan, TGR harus bersiap-siap mengenakan seragam, aksesoris, riasan wajah dan juga pemeriksaan senjata. Jangan sampai tergesa-gesa karena akan mengurangi konsentrasi.
  1. Fokus
Fokus pada permainanmu sendiri. Jangan memikirkan apapun, jangan memikirkan lawan, wasit, juri, nomor urut atau yang lain. Fokuslah pada dirimu sendiri. Jangan membebani pikiranmu dengan hasil pertandingan (menang atau kalah). Bagi kategori tanding, yang penting cetak poin sebanyak mungkin tanpa kehilangan. Bagi kategori TGR, yang penting bermain sebaik mungkin dengan mengeluarkan seluruh kemampuan yang ada.
Perlu diketahui oleh atlit yaitu ketika ia berlatih, atlit harus memiliki keteguhan mental “berlatih untuk menang”. Tetapi ketika akan bertanding, lupakan menang kalah, pikirkan bagaimana “bermain semaksimal mungkin”. Cetak poin setiap ada kesempatan, keluarkan power maksimal hingga 3 menit. Toh apabila atlit telah berlatih secara sungguh-sungguh sebelumnya, mencetak poin, bermain total, semuanya akan menjadi naluriah/otomatis.
Terkadang kita merasa kesulitan untuk merasakan apakah pikiran kita terfokus atau tidak. Inilah satu kata kunci untuk fokus: nikmatilah masa sekarang. Jangan memikirkan masa lalu, jangan memikirkan masa depan. Jangan memikirkan yang sudah terjadi, atau yang anda takutkan/perkirakan akan terjadi. Memikirkan masa lalu atau masa depan akan membuat anda cemas dan mengurangi konsentrasi.
Pikiran masa lalu contohnya: memikirkan lawan anda adalah seorang juara nasional, bukankah itu hal yang sudah lalu? Atau terlalu memikirkan strategi bermain yang diinstruksikan pelatih. Permainan dapat berlangsung diluar dugaan, jadi siap saja dengan apapun yang terjadi. Sedangkan pikiran masa depan contohnya: merasa takut akan terbanting, akan kalah, atau akan dihajar oleh lawan. Itu adalah masa depan yang belum terjadi, jadi mengapa dipikirkan? Atau terlalu ambisius memikirkan kemenangan. Atau memperediksi diri sendiri akan kalah. Apa yang terjadi di masa depan bukanlah urusan anda, jadi nikmati saja permainan (saat sekarang) sebaik-baiknya. Sadari benar-benar berada di mana anda saat ini, apa yang sedang anda lakukan, kemudian nikmatilah. Bila anda memang telah berlatih dengan serius, semuanya akan berjalan secara naluriah dan otomatis. 
  1. Selesai Bertanding
Apapun hasilnya, menang atau kalah, itu bukanlah suatu alasan untuk kehilangan etika terhadap orang lain atau diri sendiri. Seorang atlit sejati harus tetap bersikap dewasa bagaimanapun hasil pertandingannya. Menang atau kalah, ia tetap harus menjunjung etika baik pada orang lain atau pada dirinya sendiri. Kata kuncinya adalah: Bersikap dewasa.
Kekecewaan karena kalah, atau euforia karena menang seringkali membuat seoarng atlit kehilangan kendali dan bersikap kekanak-kanakan. Boleh saja menikmati kemenangan atau meratapi kekalahan tetapi itu baru boleh dilakukan setelah pulang bertanding. Ketika pertandingan belum selesai, ketika masih ada rekan anda satu tim yang masih bermain, anda harus mengendalikan diri.
  1. Istirahat
Pertama-tama yang harus anda lakukan setelah bermain adalah pendinginan (cooling down) dan kemudian beristirahat. Terutama bila setelah itu anda harus bermain lagi. Ganti kaos yang basah karena keringat dengan kaos kering (inilah pentingnya mempersiapkan perlengkapan pribadi), gantung baju seragam (yang mungkin akan dipakai lagi), bereskan kembali peralatan seperti decker, kap protektor dll agar jangan tercecer, karena anda akan membutuhkannya lagi.
Kemudian setelah itu rilekskan pikiran dan tubuh, istirahatlah untuk memulihkan kebugaran. Sama seperti sebelumnya, buat diri anda senyaman mungkin. Kemudian dalam istirahat pun anda butuh fokus. Jangan memikirkan kesalahan atau kelalaian yang baru saja diperbuat dalam bertanding tadi. Terutama bila anda menang dan maju ke babak berikutnya, jangan merasa senang dahulu karena anda masih harus berjuang hingga final. Fokus pada apa yang anda lakukan sekarang: istirahat untuk memulihkan tubuh dan pikiran.
Ini juga berlaku bila ternyata anda kalah atau gagal maju ke babak selanjutnya. Pendinginan tetap harus dilakukan, lalu istirahatlah untuk menjernihkan pikiran. Biasanya memang ada luapan emosi yang berlebihan (sedih atau marah), tetapi pada saat itu istirahatlah sejenak agar otak dapat berpikir rasional, sehingga anda bisa bersikap dewasa dalam menghadapi kekalahan.
  1. Etika menang-kalah dalam tim
Entah anda menang atau kalah, anda tetap harus mendukung tim. Bila anda menang, Dukunglah teman anda yang masih bermain, jangan mentang-mentang sudah menang lalu anda berlaku seenaknya, apalagi bila anda bertingkah laku sombong, maka bukan simpati atau penghormatan yang anda dapatkan tapi rasa dengki dan muak.
Sesungguhnya keberhasilan seseorang dalam tim akan mendongkrak rasa optimisme tim secara keseluruhan. Bagi teman anda, disuporteri oleh teman yang menang akan menambah spirit dan kepercayaan diri. Tetaplah berlatih bersama di pagi hari bersama tim, meskipun sebenarnya anda sudah bebas tugas. Lalu tetaplah berada di tempat pertandingan, jangan lantas keluyuran kemana-mana karena akan membuat iri teman yang belum bermain. Jangan mengemasi barang-barang lebih dulu, toleransilah pada yang belum bermain. Tetap kenakan celana silat setiap ke gelanggang, tetap bawalah seragam kalau-kalau pelatih meminta bantuan anda menjadi ofisial. Bantulah atlit, manajer atau pelatih, misalnya membantu mereka pemanasan, memegang jadwal, membeli sesuatu atau apapun, mereka akan sangat berterimakasih.
Contoh-contoh diatas juga berlaku apabila anda kalah. Jangan karena kalah lalu anda bertindak seenaknya. Jangan terhanyut dalam kesedihan atau kekecewaan, karena tim masih membutuhkan anda meskipun anda kalah. Kuasai diri anda, karena emosi negatif yang berlebihan akan membuat atmosfer tim menjadi negatif. Jangan membahas kekalahan dengan teman-teman yang masih bermain, karena hal itu bisa menurunkan semangat. Tetaplah mendukung tim sebaik mungkin hingga pertandingan selesai.
  1. Evaluasi
Entah menang atau kalah, evaluasi wajib dilakukan, namun sebaiknya kita bersikap fleksibel mengenai waktu dan caranya. Terkadang memang pelatih mengadakan forum khusus untuk mengevaluasi atlit, atau pelatih menyampaikan evaluasi permainan dalam pembicaraan empat mata yang sifatnya pribadi, atau ada yang sama sekali tidak memberikan evaluasi (biasanya karena pelatih menganggap atlit sudah bisa mengevaluasi permainannya sendiri). Entah pelatih memberikan atau tidak, sebagai atlit anda harus melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan secara mandiri atau oleh pelatih/ofisial.
Evaluasi secara mandiri adalah dengan melakukan monolog dengan diri sendiri. Berbicaralah dengan diri sendiri, bagaimana permainan anda tadi. Berdiskusilah dengan diri sendiri dalam hati sejujur mungkin. Atau anda bisa melakukannya dengan menuliskannya (seperti membuat catatan harian). Intinya, anda melakukan flashback, memutar kembali apa yang telah terjadi. Sebaiknya lakukan evaluasi mandiri dulu kemudian ceklah dengan berdiskusi bersama pelatih atau ofisial anda. Cara yang umum dipakai adalah menanyakan kepada mereka pertanyaan terbuka ”Bagaimana menurut mas/mbak permainan saya tadi?”. Pertanyaan itu akan membuat pembicaraan berlanjut menjadi diskusi. Pembicaraan ini dapat berlangsung pribadi atau dengan kehadiran orang lain (teman setim, manajer atau ofisial lainnya), yang penting lakukanlah dalam suasana yang santai. Bila anda dalam suasana rileks, anda akan lebih mudah menerima masukan.
Yang perlu diperhatikan adalah jangan melakukan evaluasi ketika anda masih merasakan emosi, karena evaluasi itu tidak akan berguna. Ketika masih emosi, anda cenderung tidak objektif menilai diri sendiri. Rasa marah, sesal, kecewa, sedih, dll karena karena kekalahan bisa membuat anda menghakimi diri sendiri sebagai atlit yang payah, kalahan, dan sederet julukan negatif lainnya. Bukan hanya itu, ketika masih merasakan emosi, anda akan menjadi sangat sensitif terhadap kritik. Kritik, saran, bahkan guyonan kecil saja bisa membuat anda semakin minder/rendah diri, atau lebih parah lagi anda anggap sebagai penghinaan.  Ini juga berlaku bila anda menang atau meraih juara. Euforia kemenangan akan membuat anda tidak mampu melihat kesalahan atau kekurangan diri sendiri. Dalam situasi ini, sebagai orang yang berada di puncak pun anda tidak akan bisa menerima kritik saran dari orang lain karena toh anda sudah berhasil. Disini kita akan mudah terlena.
Oleh karena itu istirahatkan pikiran dan tubuh anda dulu hingga anda bisa secara objektif melakukan evaluasi. Tubuh mungkin akan pulih kembali dalam hitungan jam, namun psikis berbeda-beda setiap orang. Ada yang bisa langsung pulih secara psikis dalam beberapa menit, beberapa jam, beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu baru bisa berpikir jernih dan rasional. Biasanya ini tergantung kedewasaan dan karakter masing-masing atlit. Jadi tidak masalah bila evaluasi baru dilakukan beberapa hari sepulang dari pertandingan, yang penting tunggulah hingga pikiran anda objektif, tetapi semakin cepat semakin baik. Biasanya pelatih yang baik akan memberikan evaluasi di hari pertama latihan setelah atlit pulang dari pertandingan.
Persiapan diatas adalah persiapan yang harus dilaksanakan secara berurutan. Contohnya, seorang atlit haruslah membawa perlengkapan pribadinya secara lengkap agar ia bisa merasa nyaman dalam pertandingan. Ia bisa focus dalam bermain bila tidak memiliki permasalahan pribadi yang tertinggal di rempat asalnya. Ia bisa berpasrah lebih khusyuk bila memiliki kepastian bahwa orang-orang dekatnya merestuinya bertanding.
Persiapan diatas sebenarnya sangat sederhana dan remeh, namun seringkali dilewatkan oleh para atlit. Persiapan diatas ditulis berdasarkan observasi-observasi terhadap atlit-atlit pencak silat mulai dari tingkat daerah hingga internasional,  juga dialog-dialog dengan pelatih, manajer dan ofisial pencak silat. Apa yang ditulis diatas merupakan kesimpulan secara garis besar.
Semoga bermanfaat, SELAMAT BERTANDING !

Jumat, 07 Agustus 2015

Senjata Pencak silat





1 Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pidau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang dibuat    dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.

2 Kujang: pisau khas Sunda

3 Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.

4 Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .

5 Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.

6 Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.

7 Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.

8 Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.

9 Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.

10 Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah

11 Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung

12 Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti “penghancur lada”.

13 Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.

14 Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.

15 Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.

16 Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga

17 Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti “cabang”.

Rabu, 05 Agustus 2015

Tentang Pencak silat Bakti Negara


Bakti Negara” merupakan sebuah lembaga pendidikan tempat berguru pencak silat dengan empat (4) materi pendidikan, meliputi :
  • Olahraga, membentuk kemampuan mempraktekkan teknik – teknik pencak silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesehatan jasmani atau untuk mencapai prestasi keolahragaan.
  • Beladiri, membentuk kemampuan / kemahiran teknik beladiri.
  • Seni, membentuk keterampilan keindahan gerak pencak silat.
  • Mental Spiritual, bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri.
“Bakti Negara” sebagai sebuah sistem ditujukan untuk melatih cipta, rasa dan karsa, sehingga mampu mengembangkan jati diri manusia sebagai mahkluk Tuhan berlandaskan Tri Hita Karana, dan tidak dipergunakan untuk menghancurkan seorang lawan, tetapi digunakan sebagai alat untuk pengembangan dan penyempurnaan diri.
“Bakti Negara” secara resmi didirikan pada tanggal 31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat (4) orang pendekar veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, mereka adalah : pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara dipercayai sebagai pengurus “Bakti Negara” untuk pertama kalinya.

Pada tahun 1968 diwarnai dengan proses kematangan dari para pendekar muda “Bakti Negara”. Periode ini merupakan masa transisi dari generai tua kepada generasi muda, utamanya I Bagus Alit Dira dibantu oleh I Made Mangkling, I Wayan Tambir, I Bagus Made Suenda, I Made Wirasana, I Made Dana, I Made Mariatha, Suhaemi, Anak Agung Ngurah Manik Astawa serta pendekar lainnya, berupaya keras mengembangkan “Bakti Negara”. Untuk mendukung pengembangan “Bakti Negara”, Lembaga Dewan Pendekar “Bakti Negara” memberikan mandat kepada I Bagus Alit Dira dibantu oleh para pendekar lainnya guna memformulasikan teknik – teknik yang dikuasai oleh para pendiri dalam jurus – jurus dasar “Bakti Negara”, mengadopsi dan mengakomodasikan seni kebudayaan serta nilai – nilai religius yang hidup di Bali sebagai pedoman hidup. Menyatu dalam gaya baru yang unik dengan berbagai kuda – kuda serta berbagai gerakan seni, senjata dan gerakan beladiri yang mengekpresikan seni kebudayaan Bali, seperti tari Barong, Oleg, Baris Tumbak, Gebug Ende serta yang lainnya. Melalui standarisasi dan proses akulturasi “Bakti Negara” telah menjadi bagian integral dari Banjar atau organisasi sosial kemasyarakatan desa (seka) serta telah memasuki lembaga pendidikan (sekolah). “Bakti Negara” telah dipelajari oleh banyak orang dsri berbagi status, jenis kelamin, usia yang berbeda. Perkembangan “Bakti Negara” dari waktu ke waktu sangat mengembirakan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, telah berkembang diseluruh wilayah Bali, beberapa daerah di Indonesia seperti NTB dan NTT, juga dibeberapa negara lain serta telah melahirkan banyak pesilat yang mampu berprestasi di kancah nasional maupun internasional.

Dengan bangga kami mengundang setiap orang dari mana saja yang tertarik untuk belajar pencak silat “Bakti Negara” serta dengan senang hati akan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan.

Sejarah Pencak silat Merpatih putih

SEJARAH PERGURUAN




Hasil gambar untuk merpati putih

Perguruan Pencak Silat Beladiri tangan Kosong (BETAKO) Merpati putih merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu beladiri rahasia keraton yang diwariskan secara turun menurun, sehingga rakyat jelata tidak diperbolehkan untuk mempelajari. Konon Pangeran Diponogoro pernah diwarisi ilmu ini. Namun pada akhirnya atas wasiat Sang Guru (Saring Hadi Poernomo grat X) ilmu Merpati Putih diperkenankan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuh kembangkan agar berguna bagi bangsa dan negara.

Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Prabu Amangkurat II atau Sunan Tegal Wangi atau Sunan Tegal Arum kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat I). Karena kondisi yang ditimbulkan oleh penjajah Kolonial Belanda pada saat itu, Pangeran Prabu Amangkurat II mengadakan pengungsian didaerah Bagelen (wilayah terpencil di Yogyakarta). Bersama cicit perempuannya yaitu R.A. Nyi Djojo Redjoso (Grat III).


Disela-sela kesibukkannya dalam memikirkan, mengatur situasi kenegaraan (kerajaan) beliau sempat membimbing, menggembleng serta mengawasi cicitnya dalam menekuni ilmu beladiri. Kemudian R.A Nyi Djojo Redjoso dikaruniai 3 orang anak laki-laki, mereka adalah Gagak Seto, Gagak Handoko dan Gagak Samudro. Kepada dan lewat ketiga putranya inilah ilmu bela diri diwariskan. Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan, sedangkan Gagak Seto ilmu Sastra. Dan untuk seni beladiri diturunkan kepada Gagak Handoko. Konon karena kondisi saat itu, 3 saudara ini tercerai berai karena kondisi penjajahan kolonial pada saat itu. Kabarnya Raden Gagak Seto melarikan diri kearah timur dan Raden Gagak Samudro lari kearah barat sedangkan Raden Gagak Handoko masih tetap berdomisili di daerah Yogyakarta. Semasa pelariannya mereka mendirikan perguruan yaitu : -Gagak Samodra, mendirikan perguruan di Gunung Jeruk (Peg. Menoreh) -Gagak Handoko, mendirikan perguruan di daerah Bagelen, yang akhirnya pindah ke daerah utara P. Jawa. -Gagak Seto, mendirikan perguruan di daerah sekitar Magelang (Jawa Bagian Tengah). Lewat Raden Gagak Handoko inilah garis sejarah warisan Ilmu (sekarang kita kenal sebagai “Merpati Putih” tidak terputus. Namun Gagak Handoko mengerti bahwa ajaran perguruan tersebut sebenarnya kurang lengkap, maka beliau tidak segera mengembangkan / menurunkan kepada keturunannya, akan tetapi berusaha keras menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut lalu menuangkan dalam gerakan silat dan tenaga tersimpan yang ada di naluri suci.


Tidak berhenti di situ saja, beliau juga berusaha mencari kelengkapannya, yaitu dari aliran Gagak Samodra dan Gagak seto. Akan tetapi beliau belum berhasil menemukan langsung, hanya naluri beliau, bahwa dua aliran yang punya materi sama tersebut mengembangkan ilmu di daerah pantai utara P. Jawa dan bagian tengah P. Jawa Konon suatu ketika Gagak Handoko pergi mengembara di daerah timur Pulau Jawa melalui / menyelusuri Pantai Selatan hingga sampai di daerah Gunung kelud dengan tujuan mempelajari dan mengetahui keadaan daerah, disamping itu juga mencari dua saudaranya yang terpisah.


Di dalam pengembaraannya, beliau menyamar sebagai Ki Bagus Kerto. Sebelum beliau mengembara, Perguruan Gagak Handoko yang didirikan di Gunung Jeruk telah berkembang dengan cepat. Dan sepulang dari pengembaraannya, dimana beliau tidak berhasil menemukan dua saudaranya, maka beliau melanjutkan pengembangan perguruan yang telah lama ditinggalkan. Beliau sadar akan usia ketuaannya yang tidak sanggup lagi melanjutkan pengembangannya, maka beliau memberi mandat penuh dan amanat kepada keturunannya yang pada silsilah termasuk dalam Grat V, yaitu R. Bongso permono ing Ngulakan Wates, untuk melanjutkan perkembangan perguruan. Dan setelah Gagak Handoko menyerahkan tumpuk kepemimpinan perguruan beliau lalu pergi menyepi/bertapa hingga sampai meninggalnya di Gunung Jeruk.
Dalam kepemimpinan R. Bongso Permono, perkembangan perguruan semakin suram/mundur, R. bongso Permono sadar akan keadaan itu. Maka setelah menurunkan ilmunya kepada keturunannya, beliau mengikuti jejak ayahnya mencari kesempurnaan. Keturunannya itu bernama R.M. Wongso Widjojo. Pada masa kepemimpinan R.M. Wongso Widjojo, perguruan juga tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan ayahnya, oleh karena tidak mempunyai keturunan, maka beliau mengambil murid yang kebetulan dalam keluarga masih ada hubungan cucu yang bernama R. Saring Siswo Hadi Poernomo. Yang selanjutnya masuk dalam garis keturunan ke VII (Grat VIII).

lmu Merpati Putih diwariskan secara turun-temurun pada masa Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro di lingkungan keluarga. Latar belakang didirikannya PPS Betako Merpati Putih adalah hasil pengamatan Sang Guru, Saring Hadi Poernomo pada awal tahun 1960-an yang prihatin terhadap perkembangan kehidupan generasi muda yang terkotak-kotak membentuk kelompok-kelompok yang mencerminkan rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah milik bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia mempunyai tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang sama dalam melestarikan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan negara. Seni budaya Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa persatuan.
Atas dasar hal tersebut tergerak hati nurani beliau untuk berbuat sesuatu demi kecintaannya pada nusa, bangsa, dan negara. Sumbangsih beliau hanya didasari keyakinan bahwa “sikap dan perbuatan sekecil apapun, apabila dilandasi oleh itikad baik pasti akan ada hasilnya”. Keyakinan tersebut hingga kini menjadi semboyan perguruan yaitu: SUMBANGSIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU NYATA.
Dalam mengembangkan ilmu beladiri ini Sang Guru mengamanatkan empat sikap, watak, dan perilaku yang harus ditumbuhkan yaitu: (1) rasa jujur dan welas asih, (2) percaya pada diri sendiri, (3) keserasian dan keselarasan dalam penampilan sehari-hari, dan (4) menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan amanat Sang Guru, kedua pewaris yang juga puteranya, yaitu Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi Poernomo bertekad mengambil langkah nyata dalam pengabdian kepada bangsa dan negara Republik Indonesia dengan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang dimiliki keluarga untuk kepentingan nasional.
Atas berkat dan rakhmat dari Tuhan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, kedua pewaris membentuk Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong MERPATI PUTIH dengan filosofi MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING, yang secara harafiah berarti “Mencari sampai mendapat tindakan yang benar dalam ketenangan”.
Pada periode 1995-1998 ini Ketua umum organisasi PPS Betako MERPATI PUTIH adalah Letjen TNI (Purn) Solihin GP, sedangkan Dewan Pembinanya adalah Bapak Surono, Bapak Tjokropranolo, Bapak Sugiarto, Bapak Ismail Saleh, SH., Bapak Ir. Azwar Anas, Bapak Ir. Hartarto, dan Bapak Eddy M. Nalapraya.

SILSILAH KETURUNAN
Berikut Silsilah Turunan aliran PPS Betako Merpati Putih:
1) BPH ADIWIDJOJO: Grat-I
2) PH SINGOSARI: Grat-II
3) R Ay DJOJOREDJOSO: Grat-III
4) GAGAK HANDOKO: Grat-IV
5) RM REKSO WIDJOJO: Grat-V
6) R BONGSO DJOJO: Grat-VI
7) DJO PREMONO: Grat-VII
8) RM WONGSO DJOJO: Grat-VIII
9) KROMO MENGGOLO: Grat-IX
10) SARING HADI POERNOMO: Grat-X
11) POERWOTO HADI POERNOMO dan BUDI SANTOSO HADI POERNOMO: Grat-XI

Prestasi
Pada tahun 1995, seorang anggota PPS Betako Merpati Putih cabang Jakarta Selatan, Mas Eddie Pasar mendapat piagam penghargaan Rekor dari Musium Rekor Indonesia (MURI) karena mendemonstasikan menyetir mobil terjauh dari Bogor ke Jakarta dengan mata tertutup.
Hingga tahun 1998 PPS Betako Merpati Putih masih hanya untuk Warga Negara Indonesia saja. Namun karena minat dari luar negeri sangat banyak dan antusias, MP mulai membuka diri untuk menerima anggota dari luar negeri. Adalah Nate Zeleznick dan Mike Zeleznick sebagai orang berkulit putih pertama yang diajarkan pencak silat ini pada tahun 1999 dan menjadi Guru Merpati Putih Pertama di Amerika. Pada awal bulan Oktober 2000 Mas Pung dan Mas Budi meresmikan American School of Merpati Putih yang pertama berlokasi di Ogden City Mall, Utah. MP adalah satu-satunya Pencak Silat yang diselidiki secara ilmiah mengenai masalah adanya tenaga dalam.
Ketua Umum Merpati Putih periode sekarang adalah Dr. Ing. Fauzi Bowo (gubernur DKI Jakarta) yang merupakan pesilat Merpati Putih tingkat Khusus 2.

Sejarah Perguruan Iks.PI Kera Sakti

 

Picture

Perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini adalah sebuah Perguruan yang mengajarkan  KUNG – FU atau KUNTAUW ( Istilah Bhs. Hokkian yang populer di Indonesia ), yaitu seni bela diri tradisional rakyat China dari DARATAN TIONGKOK, dan mengajarkan JURUS KERA ALIRAN SELATAN & UTARA atau dalam istilah Chinanya disebut NAN PIE HO JIEN ( Bhs. Nasional ) atau LAM PAK KAUW KUN ( Bhs. Hokkian ).

Pertama kalinya  Perguruan ini didirikan di MADIUN, pada tanggal 15 Januari 1980 dengan Izin P & K Madiun Nomor : 183/II04.3/L.4/80/SK. Adapun PENDIRI  Perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini yaitu R. TOTONG KIEMDARTO, Putra dari Bp. RM. SENTARDI dan Ny. OEY KIEM LIAN NIO.

Aslinya Perguruan ini hanya bernama IKATAN KELUARGA SILAT ( Disingkat IKS )  ” PUTRA INDONESIA ”, yang maksudnya IKS = Berpengharapan supaya siswa dan siswinya yang latihan di perguruan menjadi suatu keluarga melalui seni beladiri dalam arti persaudaraan.

Adapun PUTRA INDONESIA maksudnya adalah meskipun Kung-Fu dari Perguruan ini merupakan kebudayaan asing / barang import akan tetapi organisasi yang menjadi wadahnya didirikan di Indonesia.

Sekitar Tahun 1983, perguruan ini diberi TAMBAHAN NAMA BARU dibelakang IKS.PI yaitu KERA SAKTI, maksudnya = karena perguruan ini mengajarkan Jurus/ Kung-Fu Kera. Tetapi sebenarnya masalahnya adalah karena murid – murid dari perguruan ini lebih dikenal dimasyarakat luar bukan sebagai murid perguruan IKS,PI tetapi murid dari perguruan kera. Bahkan banyak yang salah menafsirkan dengan menyebut murid – murid IKS.PI dalam pengertian yang lain. Jadi penambahan nama itu hanya berfungsi untuk MEMUDAHKAN PENGENALAN dan TERDENGAR LEBIH MENGENA, sesuai dengan bentuk dari perguruannya sendiri.

Nama Kera Sakti itu sendiri diambil dari Nama SUN GO KONG / KAUW CE THIAN ( Artinya KERA SAKTI ), yaitu Raja Kera dari Gunung HWA KO SAN didalam Legenda Tiongkok Kuno yang terkenal cerdik, perkasa dan pernah mengacau Kahyangan / Langit   ( Cerita tentang SEE YU / SUN GO KONG ini pernah disalin dalam cerita serial Bahasa Jawa  di Majalah Jayabaya yang berjudul SANG PRAJAKA/ SERAT PANGRUWATING BAPA KISTA ).

Diatas sudah dikatakan bahwa perguruan ini dari aliran NAN PIE HO JIEN artinya NAN = Selatan,  PEI = Utara, HO = Kera, JIEN = Jurus / Kung – Fu. Maksudnya adalah Perguruan ini mengajarkan Kung-Fu dari Jenis Jurus Kera yang mengkombinasikan Tinju Selatan dan Tendangan Utara sebagai kiblat gayanya.

Menyinggung soal jenis gerakan Jurus pada Kung fu itu sendiri, terdiri dari bermacam – macam jenis : Kung-Fu Kera, Bangau, Harimau, Thay Kek Kun dsb, demikian juga tentang perguruan – perguruan yang mengajarkan jurus – jurus tersebut diatas, banyak sekali macamnya di Tiongkok seperti Perguruan Shaolin Pay, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay, dsb, mengenai Jurus Kera itu sendiri , meskipun terdapat gerakan – gerakan yang aneh dan lucu ( pada pelajaran tk. Menengah dan lanjutan ) tetapi sesungguhnya mengandung serangan yang membahayakan, penuh tipu muslihat, curang dan kejam sesuai dengan sifat binatang kera itu sendiri, sehingga mampu bertanding dalam segala posisi ( Main bawah, main atas , bantingan dsb ). Untuk itu bagi para siswa yang ingin mempelajari sampai sempurna harus mempunyai PHISIK YANG KUAT, GESIT DAN LENTUR, karena Kung-Fu yang asli sesungguhnya mempunyai hubungan erat dengan AKROBAT.

Sedangkan TINJU SELATAN itu maksudnya adalah Gaya Silat dari Daerah PROPINSI HOKKIAN yang mengutamakan permainan tangan, bantingan , main bawah. Hal ini terjadi karena pada umumnya penduduk didaerah Hokkian hidupnya didataran rendah dan bekerja sebagai petani atau nelayan, yang lebih mengutamakan fungsi tangan daripada kakinya, biasanya Jago – jago Kung-Fu dari daerah ini mempunyai TANGAN YANG KERAS dan KUDA – KUDA KAKI YANG KOKOH.

Kalau TENDANGAN UTARA itu maksudnya adalah gaya silat dari daerah Propinsi Shantung, yang mengutamakan tendangan tinggi dan meloncat. Hal ini menjadi kebalikan dari daerah Selatan, sebab penduduk di Shantung hidup didataran tinggi / pegunungan sehingga kaki memegang peranan penting. Jago – jago silat dari daerah tersebut pada umumnya memiliki TENDANGAN YANG TINGGI, LINCAH DAN KAKINYA LEMAS / LENTUR SEPERTI KARET, yang bisa diputar atau ditekuk untuk mendesak lawan dengan tendangan.

Berhubung kedua macam Gaya Silat ini menjadi Kiblat hampir semua perguruan kungfu di Tiongkok , dan masing – masing mempunyai keistimewaan sendiri – sendiri, maka Perguruan IKS.PI KERA SAKTI berusaha menggabungkan kedua gaya itu dalam jurus – jurusnya, contoh : dalam Jurus Kera perguruan ini ada Tendangan Melingkar Diudara      ( THIAN SAO ), tetapi ada juga Tendangan Melingkar Dibawah  ( SIANG HO SAO ), yang pertama merupakan ciri gaya Shantung dan yang kedua adalah gaya dari Hokkian.

Sesungguhnya belajar Kung – Fu ( KUN ) itu tidak gampang masalahnya :
1. Sifatnya tertutup ( Jarang disebarkan untuk umum )
2. Menjadi Monopoli Bangsa China yang hanya diajarkan untuk keluarga, famili atau teman dekat .
3. Jumlah Murid yang dibatasi.
4. Murid yang baru berlatih langsung diberi latihan – latihan yang berat sehingga jarang ada yang melanjutkan.
5. Banyak yang dibawa pemiliknya keliang kubur, tanpa meninggalkan ahli waris dan catatan untuk generasi yang akan         datang.

Untuk itu dengan cita-cita agar Kung-Fu TIDAK PUNAH, maka R. TOTONG KIEMDARTO memberanikan diri untuk mengenalkannya kepada masyarakat dengan bekal yang pernah didapatnya dari SUHU_SUHU KUNTAUW yang pernah membimbingnya tentang Kung-Fu.

Hanya saja karena zaman sudah berbeda, maka pelajaran Kung-Fu yang diajarkan kepada masyarakat diadakan PERUBAHAN atau PENAMBAHAN YANG DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN dan SELERA MASSA walaupun TEKNIK-TEKNIK KUNG-FU BAGIAN INTI YANG ASLI TIDAK DITINGGALKAN.

Demikian juga sebagai salah satu Perguruan Kung-Fu yang sudah modern, maka Perguruan IKS.PI Kera Sakti mengadakan pula TINGKATAN DALAM PELAJARAN, mengingat BAKAT dan KECERDASAN YANG BERBEDA-BEDA DARI TIAP SISEANYA, yaitu TINGKAT DASAR I, TINGKAT DASAR II, TINGKAT WARGA, TINGKAT PENDEKAR DAN TINGKAT DEWAN GURU atau istilah lain TINGKAT DASAR, MENENGAH dan LANJUTAN yang masing-masing ditandai dengan SABUK HITAM, KUNING, BIRU, MERAH  dan MERAH STRIP KUNING EMAS.

Karena ada Tingkatan, maka tentu saja ada UJIAN KENAIKAN TINGKAT BAIK PHYSIK maupun MENTAL, yang bertujuan MENGEVALUASI DAN MENGETAHUI SAMPAI DIMANA SEORANG SISWA ITU MENDALAMI ILMU YANG DITERIMANYA, dan setiap Akhir Ujian selalu ditutup dengan UPACARA PENGESAHAN. Apabila dinyatakan lulus dan telah disyahkan sebagai WARGA IKS.PI KERA SAKTI, maka Siswa tersebut berhak memakai SERAGAM KEBESARAN (SAKRAL) IKS.PI KERA SAKTI, dan boleh mendirikan Cabang atau Ranting – ranting tempat latihan dimana saja dibawah naungan PUSAT PERGURUAN, atau istilahnya siswa tersebut sudah boleh TURUN GUNUNG.