Dilingkungan Pesantren NU,terdapat banyak aliran silat baik aliran
silat jawa timur,jawa barat,jawa tengah,Banten,silat betawi,silek
minang,silat Mandar,Silat Mataram,dan lain lain,oleh karena itulah untuk
menyatukan semua aliran silat tersebut di bentuklah pagar nusa.sebagai
wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU.Wadah ini
tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan
untuk mengembangkan diri.artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu
saudara.
Peran besar Gus Maksum
Sebenarnya di kalangan NU
banyak sekali Pendekar Silat,Kyai atau ajeungan yang memiliki ilmu
kanuragan,namun nama Gus Maksum tidak bisa di pisahkan dari sejarah
Pencak Silat Pagar Nusa.Kecintaan silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum
bahwa banyak sekali aliran silat yang ada di lingkungan NU tapi belum
punya wadah yang mengikat sehingga menjadi keluarga yang bersama sama
mengembangkan serta mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari
Wali songo mengalir ke tokoh tokoh pesantren
Hal inilah yang
menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat,ide pendirian
silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan Aksi Silat Muslimin
Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum resmi berdiri,beliau sudah
mulai melakukan pelatihan silat.pada waktu itu pelatihan diadakan di
komplek pesantren Lirboyo Kediri,selain bertujuan mengembangkan budaya
silat di pesantren juga salah satu counter atas LEKRA ( lembaga kesenian
rakyat ) lembaga di bawah naungan partai komunis indonesia PKI.Sebab
LEKRA adalah otak dibalik aksi provokatif,sabotase,teror dan lain
lain.Menghadapi aksi LEKRA ini,beliau mengatakan “Ada aksi ada Reaksi”
artinya LEKRA beraksi GASMI bereaksi,Amar ma’ruf nahi mungkar selalu
ditegakan.
Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat,ngurusin
santri dan perjuangan melawan aksi aksi PKI baru setelah sintuasi mulai
kondusif pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan
dikediaman beliau,dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan
Ponorogo.
GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk
menyatukan silat yang ada di NU.dimulai dengan merangkul perguruan silat
tradisional lokal seperti Jiwa Suci milik pesantren Al maruf bandar lor
kediri,PORTUGAL silat tradisional Blitar,Asta Dahana perguruan silat
Kediri.dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.
Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA
Akhirnya dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar
dan Kyai pimpinan pondok pesantren , tokoh silat dan tokoh masyarakat
membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama
pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.Di hadiri ulama sepuh
dan kaum pendekar.Di antara kyai sepuh itu adalah KH.Syansuri Badawi.
Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain,Gus
Maksum sendiri,KH.Abdurahman Ustman Jombang,KH.muhajir Kediri,H.Atoillah
Surabaya,Drs.Lamro Ponorogo,Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan
beberapa pendekar lainnya,tokoh tokoh inilah yang berada dibalik
berdirinya pagar nusa.
Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
1.Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
2.Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.
Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa
Selanjutnya pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang
diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul
Hasan,Genggong,Kraksaan,Probolinggo.Di hadiri pendekar silat NU seluruh
Nusantara ,Munas itu mengangkat Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari
sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa,dan Prof.Dr.H.Suharbillah sebagai
ketua Harian SekJen.H.Kuncoro ( H.Masyhur )
Sikap Jati diri Pagar Nusa
Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting
Jati diri NU ) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya Persaudaraan
tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di
kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap
satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.
Pandangan Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap
saudara,sahabat,bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung
semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan
yang sama,apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara
kemudian ke Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak
mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni
silat,jelas banyak pendekar di Nusantara adalah murid Wali Songo.
Kini saatnya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Menjadi wadah Ikatan Para
Pendekar,Jawara,Pesilat dari berbagai aliran di bawah naungan NU.Amin
SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA
Simbol IPS NU Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan :
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH
Artinya tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah
Yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :
Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syariat Islam yang mempunyai
lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada
bangsa dan negara yang berpancasila.
Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada
tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat,
menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa
Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan
garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama
dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan
sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.
Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas
bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini
merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi
dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang
merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka
tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai
isyarat akan mencapai kemuliaan.
Firman Allah SWT :
Ketika
Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi
melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud
kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.
Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat
dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa
senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi
nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak
Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya
tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia.
Sebagaimana kita maklumi bersama :
Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari
organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan
tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN
ABDULLAH berdasar Istikharahnya.
Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat
ini pada awal pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH
kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba
sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat
pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (
am ) bagi segala bidang kehidupan.
Sedangkan secara khusus (
khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan
yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut
dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka
Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol
Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata :
berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang
siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi
penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang
pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).
Warna Hijau dan putih
merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab
segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun
immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan dengan warna putih.
Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak
dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan
dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai
pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk
sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang
sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan
kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )
Gus Maksum dan Fenomena dirinya
Setiap orang pasti memiliki kelebihan pada dirinya,hal ini juga
terdapat pada figure seorang Gus Maksum,kisah-kisah berikut ini adalah
berdasarkan fakta yang diceritakan langsung oleh beberapa nara sumber
baik yang ikut bersama Gus Maksum maupun yang melihat langsung
kejadian-kejadian itu.Fenomena-fenomena keluarbiasaan ini disangkalnya
tatkala dikonfirmasi kepada beliau ketika masih hidup.Beliau selalu
mengatakan bahwa kejadian-kejadian yang dialaminya itu semata-mata
hanyalah atas izin dan pertolongan Allah tidak lebih dari itu
Keistimewaan sejak kecil
Keistimewaan-keistimewaan Gus Maksum sudah tampak sejak kecil.pada
waktu itu Gus Maksum kecil mampu melompat melayang dari satu tiang
ketiang yang lainnya di masjid Kanigoro,ia juga mampu berputar cepat
diatas piring tanpa pecah laksana Gangsing,padahal waktu itu ia belum
mahir ilmu silat.
Gus Maksum kecil juga pernah melempar seekor
kuda seperti melempar sandal.padahal waktu itu bobot angkatan beliau
tidak lebih dari 20 Kg.
Dimasa remaja Gus Maksum pernah membantu
salah seorang familinya untuk memasang lembu bajakannya.ketika hendak
memasang tiba-tiba lembu itu mengamuk dan dengan cepat dan kuat
menerjang kearah dada Gus Maksum.dengan reflex beliau menangkis dan
berbalik menerkam,dan apa yang terjadi membuat semua orang yang
melihatnya heran karena lembu itu terpelanting beberapa meter
jauhnya,menanggapi kejadian tersebut Gus Maksum hanya berkata semua
hanyalah kebetulan saja dan berkat pertolongan Allah SWT.
Rambut tidak mempan dipotong / Kyai Gondrong
Penampilan Gus Maksum dengan rambut gondrongnya bukan sekedar gaya atau
hobi semata.Tetapi Rambut Gondrongnya itu merupakan sebuah ijazah yang
didapat dari guru beliau yaitu Habib Baharun Mrican Kediri,hasil dari
pengamalan itu sering terjadi keanehan keanehan terkait dengan rambut
beliau ini,seperti rambut beliau bisa berdiri,bisa mengeluarkan
api,serta tidak mempan dipotong.
Bukti daripada itu adalah,pada
decade 1970-an beliau pernah terjaring razia rambut panjang.namun
terjadi keanehan,setiap kali aparat menggunting rambutnya,rambut itu
tidak terpotong bahkan setiap gunting yang tajam beradu dengan rambut
beliau selalu mengeluarkan percikan api.Kejadian ini pernah dimuat di
harian republika.
Menaklukan Jin
Berbicara tentang Gus
Maksum orang awam biasanya akan langsung berasosiasi tentang jin,tapi
apakah benar Gus Maksum memelihara jin seperti banyak diperbincangkan
orang?
Anggapan ini tidaklah benar,yang benar Gus Maksum tidak
pernah memelihara jin,tapi kalau beliau sering menaklukan jin yang
mengganggu itu memang benar,Gus Maksum pernah menaklukan Patihnya jin
namanya Jin Dempul ketika Gus Maksum menolong orang yang kesurupan,orang
tersebut berhasil disembuhkan Gus Maksum setelah jin didalam tubuh
orang itu berhasil ditaklukan.
Menghadapi puluhan orang sendirian
Salah satu kisah yang menunjukan keberanian Gus Maksum adalah ketika
beliau harus bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun.Gus Maksum yang
waktu itu sangat muda usianya mampu mengalahkan mereka semua.
Dalam pertempuran itu Gus Maksum bukan hanya menggunakan olah kanuragan tapi juga dengan olah batinnya.
Peristiwa lain ketika Gus Maksum diundang menghadiri pertandingan silat
di Kediri Timur,saat itu beliau bertarung melawan pendekar silat,jago
duel dari berbagai macam aliran silat yang sudah berkumpul disitu.Karena
telah memiliki bekal dan kemampuan yang terlatih sejak kecil Gus Maksum
mengalahkan puluhan pesilat sendirian,Bahkan lawan terakhir berhasil
dikalahkan dengan sangat mudah peristiwa ini terjadi saat usia beliau 16
Tahun.
Dan itulah peristiwa paling dramatik membuat para pendekar lainnya harus mengakui kemampuan Gus Maksum di dunia persilatan
Ban bocor hanya dengan acungan jari
Saat NU masih menjadi partai massa NU sering bentrok dengan massa LDII
dulu bernama Darul Hadits waktu itu termasuk underbow dari GOLKAR,suatu
ketika massa LDII/Golkar berkonvoi melewati jalan depan Pesantren
Lirboyo,saat itu Gus Maksum sedang menerima tamu.
Ketika arak-arakan
itu sampai depan ndalem Gus Maksum,beliau langsung keluar karena
mendengar bising suara knalpot dan klakson kendaraan yang memekakan
telinga.Melihat gelagat yang kurang baik ini secara reflek Gus Maksum
mengacungkan jari telunjuknya kearah mereka.keajaibanpun terjadi dengan
serta merta seluruh ban kendaraan yang mereka tumpangi bocor secara
serentak,karena bannya bocor rombongan konvoi itu tidak bisa melanjutkan
arak-arakan.Akhirnya terpaksa mereka pulang dengan mendorong
kendaraannya masing-masing.
Tidak mempan senjata tajam
Hal
ini terbukti saat beliau melawan orang-orang PKI dahulu.Setiap Bacokan
dan tebasan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuh beliau,bahkan
senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari tubuhnya.kalaupun
ada yang sampai mengenai tubuh beliau,senjata-senjat tak ada satupun
yang melukai beliau.
Keistimewaan ini juga terbukti ketika beliau di
undang pengajian di daerah Sragen Jawa Tengah pada tahun 1999,Waktu itu
tanpa ada sebab yang jelas tiba-tiba ada orang yang menikamnya
Untungnya Gus Maksum tidak terluka sedikitpun hanya pakaian yang dipakai
robek kena tikaman,lalu pakaian itupun beliau simpan karena pemberian
dari salah seorang sahabatnya.
Tidak mempan di santet
Kalau bicara santet,banyak sekali pengalaman yang beliau dapatkan,Hampir
semua aliran ilmu santet di kenalnya,dan sudah tidak terhitung
banyaknya dukun santet yang pernah dihadapi,sejak kecil Gus Maksum sudah
terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet.Beliau juga
tidak segan-segan untuk menantang para dukun santet secara
terang-terangan.Hal itu dilakukan karena santet menurut Gus Maksum
termasuk kemungkaran yang harus dilawan.
Kekebalan Gus Maksum
terhadap santet juga sudah pembawaan sejak lahir,karena beliau juga
masih keturunan Kiai Hasan Besari (ponorogo).Menurut Gus Maksum sebagai
muslim tidak perlu khawatir terhadap santet,karena santet hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang kufur atau murtad,yang penting seorang muslim
haruslah selalu ingat kepada Allah dan bertawakal kepadaNya.
Diantara pengalaman Gus Maksum mengenai santet diantaranya dialaminya
ketika menginap di desa Wilayu,Genteng,BanyuWangi,sekitar jam setengah
dua malam,saat beliau hendak istirahat,tiba-tiba dari arah kegelapan
muncul bola api sebesar telur terbang menuju kearah pahanya.Dengan
santai Gus Maksum membiarkan bola api itu mendekatinya.Ketika bola api
itu sampai ke paha,Beliau Cuma Tanya”Banyol tha (mau bercanda ya?)
seketika itu juga bola api itu melesat pergi ditengah kegelapan malam.
Satu lagi kejadian yang pernah dialaminya,ketika bermalam didesa
Kraton,Ranggeh saat Gus Maksum beristirahat,beliau di datangi kera
jadi-jadian yang berusaha mencekiknya,tapi usaha itu dibiarkannya
saja,setelah beberapa lama baru ditanya Gus Maksum “mau main-main ya?
Langsung saja kera itu lari menghindar dari Gus Maksum.
Surat sakti
Gus Maksum pernah kedatangan tamu dari semarang yang mengeluhkan
kelakuan putranya yang suka mabuk-mabukan dan sering pergi
kelokalisasi,bahkan putranya sering mengancam akan membunuh orang
tuanya.Karena sudah tak tahan melihat kelakuan putranya itu,ia pergi
kerumah Gus Maksum di Kediri,dengan harapan mendapat obat untuk
mengobati prilaku anaknya.Tapi yang diharapkan tidak dipenuhi Gus
Maksum,Beliau hanya membuatkan sepucuk surat untuk dibawa pulang agar
dibacakan kepada anaknya.
Walaupun orang tua itu bingung karena obat
yang di harapkannya tidak diberi,ia tetap melakukan apa yang
diperintahkan Gus Maksum dengan menyampaikan surat itu kepada
anaknya,Dan begitulah setelah surat itu dibacakan kepada anaknya,dalam
waktu singkat kelakuan anaknya yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan
perlahan berubah.Singkatnya kelakuan anak itu tidak lagi nakal seperti
dulu.
Demikian sebagian Fenomena Gus Maksum
Hobi dan kegemaran Gus Maksum
Senang berambut Gondrong
Menurut kakandanya ,Nyai Karomah,Gus Maksum memelihara rambut beliau
itu sejak masih belajar silat pada masa remajanya dulu,perihal rambutnya
yang tak bisa dipotong juga dibenarkan oleh keluarganya,Rambutnya bisa
dipotong jika beliau telah mengijinkannya.Gus Maksum biasanya akan
bilang “Saya rela rambut saya dipotong”
Rambut Gondrongnya Gus
Maksum bukan untuk tampang saja atau sekedar bergaya tapi gondrongnya
Gus Maksum atas Izajah dari salah satu Guru beliau yaitu Habib Baharun
Mrican,sehingga selain rambut beliau tidak mempan dipotong juga bisa
mempercikan api jika beliau sedang marah makanya beliau juga banyak
dijuluki ” si Rambut Api.”
Namun perihal kehebatan
Rambutnya,Beliau selalu mengatakan “ Semua itu hanyalah pertolongan dari
Allah SWT,tidak ada yang istimewa dari rambut saya”
Menjalani Riyadlah sejak kecil
Lelaku batin sudah dijalaninya sejak kecil seperti ngrowot (latihan
rohani dengan tidak makan makanan tertentu) sejak usia 14 tahun selain
ngrowot Gus Maksum juga riyadloh hanya makan kunyit dan nasi
ketan.selain itu beliau juga sangat tekun mengamalkan wiridan
wiridan,semua bentuk wiridan yang di izajahkan gurunya
diamalkannya.Bahkan kalau kadung wiridan bisa sampai dua hari baru
selesai.
Berkat ketekunan dan keuletannya dalam dunia silat ditopang
riadloh yang kuat dan tak kenal lelah Gus Maksum berhasil menciptakan
ilmu silat dan kanuragan yang sempurna (perfect ) hingga menjadikan
beliau seorang pendekar sejati pilih tanding.Keberanian dalam
melaksanakan Amar Ma’ruf nahi mungkar bukanlah kemampuan yang dimiliki
beliau semata,lebih dari itu ,ia selalu bertawakal dengan menyerahkan
sepenuhnya segala urusan kepada Alloh SWT.
Beliau selalu
mengajarkan pada santrinya,janganlah takut kepada siapapun kecuali
Allah,dan harus selalu menyadari bahwa semua daya kekuatan semata
hanyalah pertolongan Allah.Hal ini menyimpulkan rasa tawakal selalu
beliau pegang hingga ahir hayatnya.
Silat adalah Bagian hidupnya
Kegemaran beliau akan ilmu silat dimilikinya sejak kecil dan
dikembangkannya ketika beliau remaja,sejak remaja sampai usia senja
beliau mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk silat,beliau menyelami
dan mendalami dunia silat secara total,namun dibalik kecintaannya
terhadap silat beliau sering menekankan pada para santrinya bahwa silat
bukanlah segala-segalanya,kewajiban seperti shalat,mengaji,sekolah,puasa
adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
Sebagaimana yang
sering diwejangkan oleh beliau bahwa semua ilmu hakikatnya adalah ilmu
Allah,hingga apapun jenisnya harus dikuasai secara proposional.Ngaji
oke,sekolah iya,silat juga nggak masalah.
Demikian beberapa hobi Gus Maksum,selain itu Gus maksum sangat Hobi memelihara Hewan dan berkebun.
Jumat, 21 Agustus 2015
Analisis Bantingan (Jatuhan) Dalam Pencak Silat
A. Pencak silat
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela
diri yang berasal dari Asia Tenggara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu nusantara. Berkat
peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak
silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI). Organisasi
yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa (Persilat), yang
dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat atau silat
(berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia
yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di
Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam
berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu,
seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih
asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang
tangguh.
Induk organisasi pencak
silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat
(Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk
oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi
federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Dalam olahraga pencak
silat bisa dilakukan dimana saja dalam ruangan maupun di luar ruangan sebab
pencak silat adalah olahraga yang tidak terfokus pada luas dan lebar lapangan,
tetapi untuk melakukan olahraga pencak silat butuh latihan khusus sebab di
dalam pencak silat ada beberapa teknik dasar yang harus di pelajari (di kuasai)
terlebih dahulu.
Adapun teknik dasar pencak
silat adalah yaitu pukulan, tendangan,
tangkisan dan bantingan.
B. Macam-macam bantingan (jatuhan) dalam pencak silat
Bantingan dalam pencak
silat adalah suatu tehnik untuk menjatuhkan lawan kita, dengan memanfaatkan
tenaga lawan. Tehnik bantingan terdapat beberapa macam tehnik dasar yaitu:
1. Bantingan depan
Kuda-kuda kokoh dan tegap,
salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan
tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di
depan dada dengan keadaan siap, pada saat lawan melakukan serangan dengan kaki
(tendangan) posisi tangan dalam keadaan siap untuk menangkap kaki lawan, dengan
memanfaatkan tenaga lawan dengan cara memegang kaki lawan dan pada saat berat
badan berpusat ke depan dengan memanfaatkan tenaga lawan kaki lawan di tarik
dan di putar ke belakang sehingga lawan terbanting kedepan karena berat badan
sepenuhnya berada di depan.
2. Bantingan belakang
2. Bantingan belakang
Kuda-kuda kokoh dan tegap,
salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan
tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di
depan dada dengan keadaan siap, saat lawan melakukan serangan dengan kaki
(tendangan) posisi tanga dalam keadaan siap untuk menangkap kaki lawan, saat
menyerang dengan tendangan kaki kiri di geser kedepan tangan kanan menagkap
(mengambil) kaki lawan dan posisi kaki kiri menyapu (menggampar) kaki tumpuan
lawan, posisi tangan kiri merangkul pinggang lawan kemudian lawan di ankat dan
di jatuhkan.
3. Bantingan samping
Kuda-kuda kokoh dan tegap,
salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan
tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di
depan dada dengan keadaan siap, saat lawan melakukan serangan dengan kaki
(tendangan) posisi tanga dalam keadaan siap untuk menangkap kaki lawan, pada
saat melakukan tendangan kaki lawan di pegang kemudian kaki lawan di tarik ke
samping kita dan kaki kanan maju berada di belakang kaki kiri lawan kemudian
tumpuan kaki kiri (belakang) di putar ke belakang setelah itu lawan di bantingkan
ke samping.
4. Guntingan
Kuda-kuda kokoh dan tegap,
salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan
tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan, kedua tangan berada di
depan dada dengan keadaan siap, kemudian kita menyerang lawan dengan cara
meloncat kedepan (seperti melakukan slaiding) dengan posisi kaki kiri berada di
belakang bawah kaki lawan dan kaki kanan berada di depan perut lawan kemudian
kaki kanan di hentakan ke samping belakang lawan bersamaan dengan tubuh kita
yang jatuh.
C.
Analisis bantingan dalam pencak
silat:
1. Hukum Newton
I (kelembaman)
Suatu benda
akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan (dengan arah dan
kecepatan yang tetap) kecuali bila benda tersebut dipaksa oleh gaya-gaya
mengubah keadaanya. Contoh memanfaatkan kecepatan awal pada saat lawan
melakukan tendangan kemudian kaki lawan di tangkap dan di tarik ke arah
tendangan sehingga lawan bisa terjatuh.
2. Arah Gaya
dan Kecepatan
Semakin
mengikuti arah gaya maka semakin stabil dan bantingan menjadi lebih ringan.
Contohnya jika lawan menendang tapi arahnya ke atas, maka kita akan lebih mudah
jika menarik kakinya ke atas juga, karena posisi pada saat itu lawan tidak
stabil. Kecepatan langkah-langkah mulai dari menangkap dan menjatuhkan
meminimalisir kesulitan dalam melakukan bantingan.
3. Keseimbangan
Pada posisi terakhir dalam melakukan bantingan, kekuatan, posisi
kaki, dan posisi badan harus diperhatikan agar bantingan menjadi sempurna, atlet
tidak terjatuh, dan mendapatkan poin. Kekuatan dari atlet harus maksimal agar
lebih ringan saat melakukan bantingan. Kemudian posisi kaki yaitu membentuk
kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke
depan dan sedikit di tekuk, kaki yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang
sejajar dengan tumit kaki depan, atau membentuk jubai yaitu posisi kaki sejajar
dengan kedua lutut di tekuk. Kemudian posisi badan agak membungkuk ke depan.
Persiapan Pribadi Atlit Pencak Silat Dalam Bertanding
Karena pencak silat sebagian besar adalah olahraga individu (kecuali kategori ganda dan regu), maka persiapan sebaiknya dimulai dari level yang paling dasar yakni dari diri atlit sendiri, yang akan kita sebut “persiapan pribadi”.
Persiapan pribadi adalah semua hal yang harus dipersiapkan oleh masing-masing atlit sendiri. Mengapa persiapan pribadi sangat penting? Karena apabila seorang atlit telah memiliki kesiapan, ia dapat lebih terfokus pada pertandingan, bukan kepada hal-hal lain selain pertandingan. Dan fokus atau konsentrasi turut memperbesar peluang meraih juara.
Kemudian bagaimanakan “persiapan pribadi” yang wajib dilakukan atlit pencak silat itu? Inilah urut-urutan dan uraiannya, mulai dari: (1) sebelum berangkat; (2) saat tiba di tempat pertandingan; (3) saat bermain; dan (4) selesai bertanding.
- Sebelum Berangkat Bertanding
- Permasalahan pribadi
- Masalah ijin atau dispensasi
Sesungguhnya dengan mengurus ijin/dispensasi merupakan suatu bukti untuk menegaskan identitas anda sebagai seorang atlit pencak silat yang bertanggung jawab, dan membuktikan anda tidak bersikap egois dan tetap respek pada bidang kehidupan anda yang lain.
- Perlengkapan pribadi
- Berpamitan
- Tiba di Tempat Pertandingan
Secara teknis, inilah yang harus dilakukan saat bertanding:
- Mempersiapkan perlengkapan bertanding
Khususnya bagi kategori TGR, penting untuk mempersiapkan peralatan bertanding secara detil. Karena bagi TGR penampilan termasuk salah satu faktor yang mendongkrak penilaian juri. Karena itu tampillah sebaik mungkin; pakailah seragam, sabuk, aksesoris yang terbaik, jangan yang sembarangan. Lipat rapi seragam, sabuk, aksesoris di dalam plastik atau tempat khusus agar tidak kotor dan kusut. Bersihkan golok sampai mengkilap minimal semalam sebelum bermain; amplaslah toyak bila perlu. Bawalah semua peralatan tersebut secara hati-hati dalam tas. Dan bawalah semuanya sendiri, untuk menjaganya agar tidak kotor/kusut, dipakai main-main, atau berjaga-jaga terhadap lawan yang memiliki niat tidak baik.
- Membuat diri sendiri senyaman mungkin
- Mengatur perilaku sesuai etika
Sedangkan Etika terhadap diri sendiri yaitu: berpikir positif, tidak menjelek-jelekkan diri sendiri, bersih dari pikiran atau niatan negatif. Ini termasuk mengendalikan pikiran dan emosi dari segala sesuatu yang negatif seperti: godaan untuk sombong, ambisius, menyakiti lawan, atau pikiran rendah diri/minder, takut dan putus asa. Kemampuan mengendalikan pikiran ini tergantung dari kedewasaan seorang atlit. Untuk dapat mengenalikan pikiran banyak metode untuk melatihnya, a.l: memiliki catatan harian, afirmasi, relaksasi, meditasi dll. Namun solusi paling mudah untuk mengendalikan diri adalah berdoa sesuai keyakinan masing-masing, yang akan dibahas secara tersendiri.
- Berdoa
- Ketika Bermain
- Estimasi waktu
- Fokus
Perlu diketahui oleh atlit yaitu ketika ia berlatih, atlit harus memiliki keteguhan mental “berlatih untuk menang”. Tetapi ketika akan bertanding, lupakan menang kalah, pikirkan bagaimana “bermain semaksimal mungkin”. Cetak poin setiap ada kesempatan, keluarkan power maksimal hingga 3 menit. Toh apabila atlit telah berlatih secara sungguh-sungguh sebelumnya, mencetak poin, bermain total, semuanya akan menjadi naluriah/otomatis.
Terkadang kita merasa kesulitan untuk merasakan apakah pikiran kita terfokus atau tidak. Inilah satu kata kunci untuk fokus: nikmatilah masa sekarang. Jangan memikirkan masa lalu, jangan memikirkan masa depan. Jangan memikirkan yang sudah terjadi, atau yang anda takutkan/perkirakan akan terjadi. Memikirkan masa lalu atau masa depan akan membuat anda cemas dan mengurangi konsentrasi.
Pikiran masa lalu contohnya: memikirkan lawan anda adalah seorang juara nasional, bukankah itu hal yang sudah lalu? Atau terlalu memikirkan strategi bermain yang diinstruksikan pelatih. Permainan dapat berlangsung diluar dugaan, jadi siap saja dengan apapun yang terjadi. Sedangkan pikiran masa depan contohnya: merasa takut akan terbanting, akan kalah, atau akan dihajar oleh lawan. Itu adalah masa depan yang belum terjadi, jadi mengapa dipikirkan? Atau terlalu ambisius memikirkan kemenangan. Atau memperediksi diri sendiri akan kalah. Apa yang terjadi di masa depan bukanlah urusan anda, jadi nikmati saja permainan (saat sekarang) sebaik-baiknya. Sadari benar-benar berada di mana anda saat ini, apa yang sedang anda lakukan, kemudian nikmatilah. Bila anda memang telah berlatih dengan serius, semuanya akan berjalan secara naluriah dan otomatis.
- Selesai Bertanding
Kekecewaan karena kalah, atau euforia karena menang seringkali membuat seoarng atlit kehilangan kendali dan bersikap kekanak-kanakan. Boleh saja menikmati kemenangan atau meratapi kekalahan tetapi itu baru boleh dilakukan setelah pulang bertanding. Ketika pertandingan belum selesai, ketika masih ada rekan anda satu tim yang masih bermain, anda harus mengendalikan diri.
- Istirahat
Kemudian setelah itu rilekskan pikiran dan tubuh, istirahatlah untuk memulihkan kebugaran. Sama seperti sebelumnya, buat diri anda senyaman mungkin. Kemudian dalam istirahat pun anda butuh fokus. Jangan memikirkan kesalahan atau kelalaian yang baru saja diperbuat dalam bertanding tadi. Terutama bila anda menang dan maju ke babak berikutnya, jangan merasa senang dahulu karena anda masih harus berjuang hingga final. Fokus pada apa yang anda lakukan sekarang: istirahat untuk memulihkan tubuh dan pikiran.
Ini juga berlaku bila ternyata anda kalah atau gagal maju ke babak selanjutnya. Pendinginan tetap harus dilakukan, lalu istirahatlah untuk menjernihkan pikiran. Biasanya memang ada luapan emosi yang berlebihan (sedih atau marah), tetapi pada saat itu istirahatlah sejenak agar otak dapat berpikir rasional, sehingga anda bisa bersikap dewasa dalam menghadapi kekalahan.
- Etika menang-kalah dalam tim
Sesungguhnya keberhasilan seseorang dalam tim akan mendongkrak rasa optimisme tim secara keseluruhan. Bagi teman anda, disuporteri oleh teman yang menang akan menambah spirit dan kepercayaan diri. Tetaplah berlatih bersama di pagi hari bersama tim, meskipun sebenarnya anda sudah bebas tugas. Lalu tetaplah berada di tempat pertandingan, jangan lantas keluyuran kemana-mana karena akan membuat iri teman yang belum bermain. Jangan mengemasi barang-barang lebih dulu, toleransilah pada yang belum bermain. Tetap kenakan celana silat setiap ke gelanggang, tetap bawalah seragam kalau-kalau pelatih meminta bantuan anda menjadi ofisial. Bantulah atlit, manajer atau pelatih, misalnya membantu mereka pemanasan, memegang jadwal, membeli sesuatu atau apapun, mereka akan sangat berterimakasih.
Contoh-contoh diatas juga berlaku apabila anda kalah. Jangan karena kalah lalu anda bertindak seenaknya. Jangan terhanyut dalam kesedihan atau kekecewaan, karena tim masih membutuhkan anda meskipun anda kalah. Kuasai diri anda, karena emosi negatif yang berlebihan akan membuat atmosfer tim menjadi negatif. Jangan membahas kekalahan dengan teman-teman yang masih bermain, karena hal itu bisa menurunkan semangat. Tetaplah mendukung tim sebaik mungkin hingga pertandingan selesai.
- Evaluasi
Evaluasi secara mandiri adalah dengan melakukan monolog dengan diri sendiri. Berbicaralah dengan diri sendiri, bagaimana permainan anda tadi. Berdiskusilah dengan diri sendiri dalam hati sejujur mungkin. Atau anda bisa melakukannya dengan menuliskannya (seperti membuat catatan harian). Intinya, anda melakukan flashback, memutar kembali apa yang telah terjadi. Sebaiknya lakukan evaluasi mandiri dulu kemudian ceklah dengan berdiskusi bersama pelatih atau ofisial anda. Cara yang umum dipakai adalah menanyakan kepada mereka pertanyaan terbuka ”Bagaimana menurut mas/mbak permainan saya tadi?”. Pertanyaan itu akan membuat pembicaraan berlanjut menjadi diskusi. Pembicaraan ini dapat berlangsung pribadi atau dengan kehadiran orang lain (teman setim, manajer atau ofisial lainnya), yang penting lakukanlah dalam suasana yang santai. Bila anda dalam suasana rileks, anda akan lebih mudah menerima masukan.
Yang perlu diperhatikan adalah jangan melakukan evaluasi ketika anda masih merasakan emosi, karena evaluasi itu tidak akan berguna. Ketika masih emosi, anda cenderung tidak objektif menilai diri sendiri. Rasa marah, sesal, kecewa, sedih, dll karena karena kekalahan bisa membuat anda menghakimi diri sendiri sebagai atlit yang payah, kalahan, dan sederet julukan negatif lainnya. Bukan hanya itu, ketika masih merasakan emosi, anda akan menjadi sangat sensitif terhadap kritik. Kritik, saran, bahkan guyonan kecil saja bisa membuat anda semakin minder/rendah diri, atau lebih parah lagi anda anggap sebagai penghinaan. Ini juga berlaku bila anda menang atau meraih juara. Euforia kemenangan akan membuat anda tidak mampu melihat kesalahan atau kekurangan diri sendiri. Dalam situasi ini, sebagai orang yang berada di puncak pun anda tidak akan bisa menerima kritik saran dari orang lain karena toh anda sudah berhasil. Disini kita akan mudah terlena.
Oleh karena itu istirahatkan pikiran dan tubuh anda dulu hingga anda bisa secara objektif melakukan evaluasi. Tubuh mungkin akan pulih kembali dalam hitungan jam, namun psikis berbeda-beda setiap orang. Ada yang bisa langsung pulih secara psikis dalam beberapa menit, beberapa jam, beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu baru bisa berpikir jernih dan rasional. Biasanya ini tergantung kedewasaan dan karakter masing-masing atlit. Jadi tidak masalah bila evaluasi baru dilakukan beberapa hari sepulang dari pertandingan, yang penting tunggulah hingga pikiran anda objektif, tetapi semakin cepat semakin baik. Biasanya pelatih yang baik akan memberikan evaluasi di hari pertama latihan setelah atlit pulang dari pertandingan.
Persiapan diatas adalah persiapan yang harus dilaksanakan secara berurutan. Contohnya, seorang atlit haruslah membawa perlengkapan pribadinya secara lengkap agar ia bisa merasa nyaman dalam pertandingan. Ia bisa focus dalam bermain bila tidak memiliki permasalahan pribadi yang tertinggal di rempat asalnya. Ia bisa berpasrah lebih khusyuk bila memiliki kepastian bahwa orang-orang dekatnya merestuinya bertanding.
Persiapan diatas sebenarnya sangat sederhana dan remeh, namun seringkali dilewatkan oleh para atlit. Persiapan diatas ditulis berdasarkan observasi-observasi terhadap atlit-atlit pencak silat mulai dari tingkat daerah hingga internasional, juga dialog-dialog dengan pelatih, manajer dan ofisial pencak silat. Apa yang ditulis diatas merupakan kesimpulan secara garis besar.
Semoga bermanfaat, SELAMAT BERTANDING !
Jumat, 07 Agustus 2015
Senjata Pencak silat
1 Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pidau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
2 Kujang: pisau khas Sunda
3 Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
4 Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
5 Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.
6 Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
7 Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
8 Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
9 Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
10 Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
11 Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
12 Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti “penghancur lada”.
13 Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
14 Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
15 Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
16 Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
17 Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti “cabang”.
Rabu, 05 Agustus 2015
Tentang Pencak silat Bakti Negara
Bakti Negara” merupakan sebuah lembaga pendidikan tempat berguru pencak silat dengan empat (4) materi pendidikan, meliputi :
-
Olahraga, membentuk kemampuan mempraktekkan teknik – teknik pencak silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesehatan jasmani atau untuk mencapai prestasi keolahragaan.
- Beladiri, membentuk kemampuan / kemahiran teknik beladiri.
- Seni, membentuk keterampilan keindahan gerak pencak silat.
- Mental Spiritual, bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri.
“Bakti Negara” secara resmi didirikan pada tanggal 31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat (4) orang pendekar veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, mereka adalah : pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara dipercayai sebagai pengurus “Bakti Negara” untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1968 diwarnai dengan proses kematangan dari para pendekar muda “Bakti Negara”. Periode ini merupakan masa transisi dari generai tua kepada generasi muda, utamanya I Bagus Alit Dira dibantu oleh I Made Mangkling, I Wayan Tambir, I Bagus Made Suenda, I Made Wirasana, I Made Dana, I Made Mariatha, Suhaemi, Anak Agung Ngurah Manik Astawa serta pendekar lainnya, berupaya keras mengembangkan “Bakti Negara”. Untuk mendukung pengembangan “Bakti Negara”, Lembaga Dewan Pendekar “Bakti Negara” memberikan mandat kepada I Bagus Alit Dira dibantu oleh para pendekar lainnya guna memformulasikan teknik – teknik yang dikuasai oleh para pendiri dalam jurus – jurus dasar “Bakti Negara”, mengadopsi dan mengakomodasikan seni kebudayaan serta nilai – nilai religius yang hidup di Bali sebagai pedoman hidup. Menyatu dalam gaya baru yang unik dengan berbagai kuda – kuda serta berbagai gerakan seni, senjata dan gerakan beladiri yang mengekpresikan seni kebudayaan Bali, seperti tari Barong, Oleg, Baris Tumbak, Gebug Ende serta yang lainnya. Melalui standarisasi dan proses akulturasi “Bakti Negara” telah menjadi bagian integral dari Banjar atau organisasi sosial kemasyarakatan desa (seka) serta telah memasuki lembaga pendidikan (sekolah). “Bakti Negara” telah dipelajari oleh banyak orang dsri berbagi status, jenis kelamin, usia yang berbeda. Perkembangan “Bakti Negara” dari waktu ke waktu sangat mengembirakan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, telah berkembang diseluruh wilayah Bali, beberapa daerah di Indonesia seperti NTB dan NTT, juga dibeberapa negara lain serta telah melahirkan banyak pesilat yang mampu berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
Dengan bangga kami mengundang setiap orang dari mana saja yang tertarik untuk belajar pencak silat “Bakti Negara” serta dengan senang hati akan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan.
Sejarah Pencak silat Merpatih putih
SEJARAH PERGURUAN
Perguruan Pencak Silat Beladiri tangan Kosong (BETAKO) Merpati putih
merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang
pada awalnya merupakan ilmu beladiri rahasia keraton yang diwariskan
secara turun menurun, sehingga rakyat jelata tidak diperbolehkan untuk
mempelajari. Konon Pangeran Diponogoro pernah diwarisi ilmu ini. Namun
pada akhirnya atas wasiat Sang Guru (Saring Hadi Poernomo grat X) ilmu
Merpati Putih diperkenankan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuh
kembangkan agar berguna bagi bangsa dan negara.
Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Prabu Amangkurat II atau Sunan Tegal Wangi atau Sunan Tegal Arum kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat I). Karena kondisi yang ditimbulkan oleh penjajah Kolonial Belanda pada saat itu, Pangeran Prabu Amangkurat II mengadakan pengungsian didaerah Bagelen (wilayah terpencil di Yogyakarta). Bersama cicit perempuannya yaitu R.A. Nyi Djojo Redjoso (Grat III).
Disela-sela kesibukkannya dalam memikirkan, mengatur situasi kenegaraan (kerajaan) beliau sempat membimbing, menggembleng serta mengawasi cicitnya dalam menekuni ilmu beladiri. Kemudian R.A Nyi Djojo Redjoso dikaruniai 3 orang anak laki-laki, mereka adalah Gagak Seto, Gagak Handoko dan Gagak Samudro. Kepada dan lewat ketiga putranya inilah ilmu bela diri diwariskan. Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan, sedangkan Gagak Seto ilmu Sastra. Dan untuk seni beladiri diturunkan kepada Gagak Handoko. Konon karena kondisi saat itu, 3 saudara ini tercerai berai karena kondisi penjajahan kolonial pada saat itu. Kabarnya Raden Gagak Seto melarikan diri kearah timur dan Raden Gagak Samudro lari kearah barat sedangkan Raden Gagak Handoko masih tetap berdomisili di daerah Yogyakarta. Semasa pelariannya mereka mendirikan perguruan yaitu : -Gagak Samodra, mendirikan perguruan di Gunung Jeruk (Peg. Menoreh) -Gagak Handoko, mendirikan perguruan di daerah Bagelen, yang akhirnya pindah ke daerah utara P. Jawa. -Gagak Seto, mendirikan perguruan di daerah sekitar Magelang (Jawa Bagian Tengah). Lewat Raden Gagak Handoko inilah garis sejarah warisan Ilmu (sekarang kita kenal sebagai “Merpati Putih” tidak terputus. Namun Gagak Handoko mengerti bahwa ajaran perguruan tersebut sebenarnya kurang lengkap, maka beliau tidak segera mengembangkan / menurunkan kepada keturunannya, akan tetapi berusaha keras menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut lalu menuangkan dalam gerakan silat dan tenaga tersimpan yang ada di naluri suci.
Tidak berhenti di situ saja, beliau juga berusaha mencari kelengkapannya, yaitu dari aliran Gagak Samodra dan Gagak seto. Akan tetapi beliau belum berhasil menemukan langsung, hanya naluri beliau, bahwa dua aliran yang punya materi sama tersebut mengembangkan ilmu di daerah pantai utara P. Jawa dan bagian tengah P. Jawa Konon suatu ketika Gagak Handoko pergi mengembara di daerah timur Pulau Jawa melalui / menyelusuri Pantai Selatan hingga sampai di daerah Gunung kelud dengan tujuan mempelajari dan mengetahui keadaan daerah, disamping itu juga mencari dua saudaranya yang terpisah.
Di dalam pengembaraannya, beliau menyamar sebagai Ki Bagus Kerto. Sebelum beliau mengembara, Perguruan Gagak Handoko yang didirikan di Gunung Jeruk telah berkembang dengan cepat. Dan sepulang dari pengembaraannya, dimana beliau tidak berhasil menemukan dua saudaranya, maka beliau melanjutkan pengembangan perguruan yang telah lama ditinggalkan. Beliau sadar akan usia ketuaannya yang tidak sanggup lagi melanjutkan pengembangannya, maka beliau memberi mandat penuh dan amanat kepada keturunannya yang pada silsilah termasuk dalam Grat V, yaitu R. Bongso permono ing Ngulakan Wates, untuk melanjutkan perkembangan perguruan. Dan setelah Gagak Handoko menyerahkan tumpuk kepemimpinan perguruan beliau lalu pergi menyepi/bertapa hingga sampai meninggalnya di Gunung Jeruk.
Dalam kepemimpinan R. Bongso Permono, perkembangan perguruan semakin suram/mundur, R. bongso Permono sadar akan keadaan itu. Maka setelah menurunkan ilmunya kepada keturunannya, beliau mengikuti jejak ayahnya mencari kesempurnaan. Keturunannya itu bernama R.M. Wongso Widjojo. Pada masa kepemimpinan R.M. Wongso Widjojo, perguruan juga tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan ayahnya, oleh karena tidak mempunyai keturunan, maka beliau mengambil murid yang kebetulan dalam keluarga masih ada hubungan cucu yang bernama R. Saring Siswo Hadi Poernomo. Yang selanjutnya masuk dalam garis keturunan ke VII (Grat VIII).
lmu Merpati Putih diwariskan secara turun-temurun pada masa Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro di lingkungan keluarga. Latar belakang didirikannya PPS Betako Merpati Putih adalah hasil pengamatan Sang Guru, Saring Hadi Poernomo pada awal tahun 1960-an yang prihatin terhadap perkembangan kehidupan generasi muda yang terkotak-kotak membentuk kelompok-kelompok yang mencerminkan rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah milik bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia mempunyai tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang sama dalam melestarikan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan negara. Seni budaya Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa persatuan.
Atas dasar hal tersebut tergerak hati nurani beliau untuk berbuat sesuatu demi kecintaannya pada nusa, bangsa, dan negara. Sumbangsih beliau hanya didasari keyakinan bahwa “sikap dan perbuatan sekecil apapun, apabila dilandasi oleh itikad baik pasti akan ada hasilnya”. Keyakinan tersebut hingga kini menjadi semboyan perguruan yaitu: SUMBANGSIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU NYATA.
Dalam mengembangkan ilmu beladiri ini Sang Guru mengamanatkan empat sikap, watak, dan perilaku yang harus ditumbuhkan yaitu: (1) rasa jujur dan welas asih, (2) percaya pada diri sendiri, (3) keserasian dan keselarasan dalam penampilan sehari-hari, dan (4) menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan amanat Sang Guru, kedua pewaris yang juga puteranya, yaitu Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi Poernomo bertekad mengambil langkah nyata dalam pengabdian kepada bangsa dan negara Republik Indonesia dengan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang dimiliki keluarga untuk kepentingan nasional.
Atas berkat dan rakhmat dari Tuhan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, kedua pewaris membentuk Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong MERPATI PUTIH dengan filosofi MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING, yang secara harafiah berarti “Mencari sampai mendapat tindakan yang benar dalam ketenangan”.
Pada periode 1995-1998 ini Ketua umum organisasi PPS Betako MERPATI PUTIH adalah Letjen TNI (Purn) Solihin GP, sedangkan Dewan Pembinanya adalah Bapak Surono, Bapak Tjokropranolo, Bapak Sugiarto, Bapak Ismail Saleh, SH., Bapak Ir. Azwar Anas, Bapak Ir. Hartarto, dan Bapak Eddy M. Nalapraya.
SILSILAH KETURUNAN
Berikut Silsilah Turunan aliran PPS Betako Merpati Putih:
1) BPH ADIWIDJOJO: Grat-I
2) PH SINGOSARI: Grat-II
3) R Ay DJOJOREDJOSO: Grat-III
4) GAGAK HANDOKO: Grat-IV
5) RM REKSO WIDJOJO: Grat-V
6) R BONGSO DJOJO: Grat-VI
7) DJO PREMONO: Grat-VII
8) RM WONGSO DJOJO: Grat-VIII
9) KROMO MENGGOLO: Grat-IX
10) SARING HADI POERNOMO: Grat-X
11) POERWOTO HADI POERNOMO dan BUDI SANTOSO HADI POERNOMO: Grat-XI
Prestasi
Pada tahun 1995, seorang anggota PPS Betako Merpati Putih cabang Jakarta Selatan, Mas Eddie Pasar mendapat piagam penghargaan Rekor dari Musium Rekor Indonesia (MURI) karena mendemonstasikan menyetir mobil terjauh dari Bogor ke Jakarta dengan mata tertutup.
Hingga tahun 1998 PPS Betako Merpati Putih masih hanya untuk Warga Negara Indonesia saja. Namun karena minat dari luar negeri sangat banyak dan antusias, MP mulai membuka diri untuk menerima anggota dari luar negeri. Adalah Nate Zeleznick dan Mike Zeleznick sebagai orang berkulit putih pertama yang diajarkan pencak silat ini pada tahun 1999 dan menjadi Guru Merpati Putih Pertama di Amerika. Pada awal bulan Oktober 2000 Mas Pung dan Mas Budi meresmikan American School of Merpati Putih yang pertama berlokasi di Ogden City Mall, Utah. MP adalah satu-satunya Pencak Silat yang diselidiki secara ilmiah mengenai masalah adanya tenaga dalam.
Ketua Umum Merpati Putih periode sekarang adalah Dr. Ing. Fauzi Bowo (gubernur DKI Jakarta) yang merupakan pesilat Merpati Putih tingkat Khusus 2.
Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Prabu Amangkurat II atau Sunan Tegal Wangi atau Sunan Tegal Arum kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat I). Karena kondisi yang ditimbulkan oleh penjajah Kolonial Belanda pada saat itu, Pangeran Prabu Amangkurat II mengadakan pengungsian didaerah Bagelen (wilayah terpencil di Yogyakarta). Bersama cicit perempuannya yaitu R.A. Nyi Djojo Redjoso (Grat III).
Disela-sela kesibukkannya dalam memikirkan, mengatur situasi kenegaraan (kerajaan) beliau sempat membimbing, menggembleng serta mengawasi cicitnya dalam menekuni ilmu beladiri. Kemudian R.A Nyi Djojo Redjoso dikaruniai 3 orang anak laki-laki, mereka adalah Gagak Seto, Gagak Handoko dan Gagak Samudro. Kepada dan lewat ketiga putranya inilah ilmu bela diri diwariskan. Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan, sedangkan Gagak Seto ilmu Sastra. Dan untuk seni beladiri diturunkan kepada Gagak Handoko. Konon karena kondisi saat itu, 3 saudara ini tercerai berai karena kondisi penjajahan kolonial pada saat itu. Kabarnya Raden Gagak Seto melarikan diri kearah timur dan Raden Gagak Samudro lari kearah barat sedangkan Raden Gagak Handoko masih tetap berdomisili di daerah Yogyakarta. Semasa pelariannya mereka mendirikan perguruan yaitu : -Gagak Samodra, mendirikan perguruan di Gunung Jeruk (Peg. Menoreh) -Gagak Handoko, mendirikan perguruan di daerah Bagelen, yang akhirnya pindah ke daerah utara P. Jawa. -Gagak Seto, mendirikan perguruan di daerah sekitar Magelang (Jawa Bagian Tengah). Lewat Raden Gagak Handoko inilah garis sejarah warisan Ilmu (sekarang kita kenal sebagai “Merpati Putih” tidak terputus. Namun Gagak Handoko mengerti bahwa ajaran perguruan tersebut sebenarnya kurang lengkap, maka beliau tidak segera mengembangkan / menurunkan kepada keturunannya, akan tetapi berusaha keras menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut lalu menuangkan dalam gerakan silat dan tenaga tersimpan yang ada di naluri suci.
Tidak berhenti di situ saja, beliau juga berusaha mencari kelengkapannya, yaitu dari aliran Gagak Samodra dan Gagak seto. Akan tetapi beliau belum berhasil menemukan langsung, hanya naluri beliau, bahwa dua aliran yang punya materi sama tersebut mengembangkan ilmu di daerah pantai utara P. Jawa dan bagian tengah P. Jawa Konon suatu ketika Gagak Handoko pergi mengembara di daerah timur Pulau Jawa melalui / menyelusuri Pantai Selatan hingga sampai di daerah Gunung kelud dengan tujuan mempelajari dan mengetahui keadaan daerah, disamping itu juga mencari dua saudaranya yang terpisah.
Di dalam pengembaraannya, beliau menyamar sebagai Ki Bagus Kerto. Sebelum beliau mengembara, Perguruan Gagak Handoko yang didirikan di Gunung Jeruk telah berkembang dengan cepat. Dan sepulang dari pengembaraannya, dimana beliau tidak berhasil menemukan dua saudaranya, maka beliau melanjutkan pengembangan perguruan yang telah lama ditinggalkan. Beliau sadar akan usia ketuaannya yang tidak sanggup lagi melanjutkan pengembangannya, maka beliau memberi mandat penuh dan amanat kepada keturunannya yang pada silsilah termasuk dalam Grat V, yaitu R. Bongso permono ing Ngulakan Wates, untuk melanjutkan perkembangan perguruan. Dan setelah Gagak Handoko menyerahkan tumpuk kepemimpinan perguruan beliau lalu pergi menyepi/bertapa hingga sampai meninggalnya di Gunung Jeruk.
Dalam kepemimpinan R. Bongso Permono, perkembangan perguruan semakin suram/mundur, R. bongso Permono sadar akan keadaan itu. Maka setelah menurunkan ilmunya kepada keturunannya, beliau mengikuti jejak ayahnya mencari kesempurnaan. Keturunannya itu bernama R.M. Wongso Widjojo. Pada masa kepemimpinan R.M. Wongso Widjojo, perguruan juga tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan ayahnya, oleh karena tidak mempunyai keturunan, maka beliau mengambil murid yang kebetulan dalam keluarga masih ada hubungan cucu yang bernama R. Saring Siswo Hadi Poernomo. Yang selanjutnya masuk dalam garis keturunan ke VII (Grat VIII).
lmu Merpati Putih diwariskan secara turun-temurun pada masa Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro di lingkungan keluarga. Latar belakang didirikannya PPS Betako Merpati Putih adalah hasil pengamatan Sang Guru, Saring Hadi Poernomo pada awal tahun 1960-an yang prihatin terhadap perkembangan kehidupan generasi muda yang terkotak-kotak membentuk kelompok-kelompok yang mencerminkan rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah milik bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia mempunyai tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang sama dalam melestarikan kehidupan bangsa dan mencapai tujuan negara. Seni budaya Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa persatuan.
Atas dasar hal tersebut tergerak hati nurani beliau untuk berbuat sesuatu demi kecintaannya pada nusa, bangsa, dan negara. Sumbangsih beliau hanya didasari keyakinan bahwa “sikap dan perbuatan sekecil apapun, apabila dilandasi oleh itikad baik pasti akan ada hasilnya”. Keyakinan tersebut hingga kini menjadi semboyan perguruan yaitu: SUMBANGSIHKU TAK SEBERAPA NAMUN KEIKHLASANKU NYATA.
Dalam mengembangkan ilmu beladiri ini Sang Guru mengamanatkan empat sikap, watak, dan perilaku yang harus ditumbuhkan yaitu: (1) rasa jujur dan welas asih, (2) percaya pada diri sendiri, (3) keserasian dan keselarasan dalam penampilan sehari-hari, dan (4) menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan amanat Sang Guru, kedua pewaris yang juga puteranya, yaitu Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi Poernomo bertekad mengambil langkah nyata dalam pengabdian kepada bangsa dan negara Republik Indonesia dengan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang dimiliki keluarga untuk kepentingan nasional.
Atas berkat dan rakhmat dari Tuhan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, kedua pewaris membentuk Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong MERPATI PUTIH dengan filosofi MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING, yang secara harafiah berarti “Mencari sampai mendapat tindakan yang benar dalam ketenangan”.
Pada periode 1995-1998 ini Ketua umum organisasi PPS Betako MERPATI PUTIH adalah Letjen TNI (Purn) Solihin GP, sedangkan Dewan Pembinanya adalah Bapak Surono, Bapak Tjokropranolo, Bapak Sugiarto, Bapak Ismail Saleh, SH., Bapak Ir. Azwar Anas, Bapak Ir. Hartarto, dan Bapak Eddy M. Nalapraya.
SILSILAH KETURUNAN
Berikut Silsilah Turunan aliran PPS Betako Merpati Putih:
1) BPH ADIWIDJOJO: Grat-I
2) PH SINGOSARI: Grat-II
3) R Ay DJOJOREDJOSO: Grat-III
4) GAGAK HANDOKO: Grat-IV
5) RM REKSO WIDJOJO: Grat-V
6) R BONGSO DJOJO: Grat-VI
7) DJO PREMONO: Grat-VII
8) RM WONGSO DJOJO: Grat-VIII
9) KROMO MENGGOLO: Grat-IX
10) SARING HADI POERNOMO: Grat-X
11) POERWOTO HADI POERNOMO dan BUDI SANTOSO HADI POERNOMO: Grat-XI
Prestasi
Pada tahun 1995, seorang anggota PPS Betako Merpati Putih cabang Jakarta Selatan, Mas Eddie Pasar mendapat piagam penghargaan Rekor dari Musium Rekor Indonesia (MURI) karena mendemonstasikan menyetir mobil terjauh dari Bogor ke Jakarta dengan mata tertutup.
Hingga tahun 1998 PPS Betako Merpati Putih masih hanya untuk Warga Negara Indonesia saja. Namun karena minat dari luar negeri sangat banyak dan antusias, MP mulai membuka diri untuk menerima anggota dari luar negeri. Adalah Nate Zeleznick dan Mike Zeleznick sebagai orang berkulit putih pertama yang diajarkan pencak silat ini pada tahun 1999 dan menjadi Guru Merpati Putih Pertama di Amerika. Pada awal bulan Oktober 2000 Mas Pung dan Mas Budi meresmikan American School of Merpati Putih yang pertama berlokasi di Ogden City Mall, Utah. MP adalah satu-satunya Pencak Silat yang diselidiki secara ilmiah mengenai masalah adanya tenaga dalam.
Ketua Umum Merpati Putih periode sekarang adalah Dr. Ing. Fauzi Bowo (gubernur DKI Jakarta) yang merupakan pesilat Merpati Putih tingkat Khusus 2.
Sejarah Perguruan Iks.PI Kera Sakti
Perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini adalah sebuah Perguruan yang
mengajarkan KUNG – FU atau KUNTAUW ( Istilah Bhs. Hokkian yang populer
di Indonesia ), yaitu seni bela diri tradisional rakyat China dari
DARATAN TIONGKOK, dan mengajarkan JURUS KERA ALIRAN SELATAN & UTARA
atau dalam istilah Chinanya disebut NAN PIE HO JIEN ( Bhs. Nasional )
atau LAM PAK KAUW KUN ( Bhs. Hokkian ).
Pertama kalinya
Perguruan ini didirikan di MADIUN, pada tanggal 15 Januari 1980 dengan
Izin P & K Madiun Nomor : 183/II04.3/L.4/80/SK. Adapun PENDIRI
Perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini yaitu R. TOTONG KIEMDARTO, Putra dari
Bp. RM. SENTARDI dan Ny. OEY KIEM LIAN NIO.
Aslinya Perguruan ini
hanya bernama IKATAN KELUARGA SILAT ( Disingkat IKS ) ” PUTRA
INDONESIA ”, yang maksudnya IKS = Berpengharapan supaya siswa dan
siswinya yang latihan di perguruan menjadi suatu keluarga melalui seni
beladiri dalam arti persaudaraan.
Adapun PUTRA INDONESIA
maksudnya adalah meskipun Kung-Fu dari Perguruan ini merupakan
kebudayaan asing / barang import akan tetapi organisasi yang menjadi
wadahnya didirikan di Indonesia.
Sekitar Tahun 1983, perguruan
ini diberi TAMBAHAN NAMA BARU dibelakang IKS.PI yaitu KERA SAKTI,
maksudnya = karena perguruan ini mengajarkan Jurus/ Kung-Fu Kera. Tetapi
sebenarnya masalahnya adalah karena murid – murid dari perguruan ini
lebih dikenal dimasyarakat luar bukan sebagai murid perguruan IKS,PI
tetapi murid dari perguruan kera. Bahkan banyak yang salah menafsirkan
dengan menyebut murid – murid IKS.PI dalam pengertian yang lain. Jadi
penambahan nama itu hanya berfungsi untuk MEMUDAHKAN PENGENALAN dan
TERDENGAR LEBIH MENGENA, sesuai dengan bentuk dari perguruannya sendiri.
Nama
Kera Sakti itu sendiri diambil dari Nama SUN GO KONG / KAUW CE THIAN (
Artinya KERA SAKTI ), yaitu Raja Kera dari Gunung HWA KO SAN didalam
Legenda Tiongkok Kuno yang terkenal cerdik, perkasa dan pernah mengacau
Kahyangan / Langit ( Cerita tentang SEE YU / SUN GO KONG ini pernah
disalin dalam cerita serial Bahasa Jawa di Majalah Jayabaya yang
berjudul SANG PRAJAKA/ SERAT PANGRUWATING BAPA KISTA ).
Diatas
sudah dikatakan bahwa perguruan ini dari aliran NAN PIE HO JIEN artinya
NAN = Selatan, PEI = Utara, HO = Kera, JIEN = Jurus / Kung – Fu.
Maksudnya adalah Perguruan ini mengajarkan Kung-Fu dari Jenis Jurus Kera
yang mengkombinasikan Tinju Selatan dan Tendangan Utara sebagai kiblat
gayanya.
Menyinggung soal jenis gerakan Jurus pada Kung fu itu
sendiri, terdiri dari bermacam – macam jenis : Kung-Fu Kera, Bangau,
Harimau, Thay Kek Kun dsb, demikian juga tentang perguruan – perguruan
yang mengajarkan jurus – jurus tersebut diatas, banyak sekali macamnya
di Tiongkok seperti Perguruan Shaolin Pay, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay,
dsb, mengenai Jurus Kera itu sendiri , meskipun terdapat gerakan –
gerakan yang aneh dan lucu ( pada pelajaran tk. Menengah dan lanjutan )
tetapi sesungguhnya mengandung serangan yang membahayakan, penuh tipu
muslihat, curang dan kejam sesuai dengan sifat binatang kera itu
sendiri, sehingga mampu bertanding dalam segala posisi ( Main bawah,
main atas , bantingan dsb ). Untuk itu bagi para siswa yang ingin
mempelajari sampai sempurna harus mempunyai PHISIK YANG KUAT, GESIT DAN
LENTUR, karena Kung-Fu yang asli sesungguhnya mempunyai hubungan erat
dengan AKROBAT.
Sedangkan TINJU SELATAN itu maksudnya adalah Gaya
Silat dari Daerah PROPINSI HOKKIAN yang mengutamakan permainan tangan,
bantingan , main bawah. Hal ini terjadi karena pada umumnya penduduk
didaerah Hokkian hidupnya didataran rendah dan bekerja sebagai petani
atau nelayan, yang lebih mengutamakan fungsi tangan daripada kakinya,
biasanya Jago – jago Kung-Fu dari daerah ini mempunyai TANGAN YANG KERAS
dan KUDA – KUDA KAKI YANG KOKOH.
Kalau TENDANGAN UTARA itu
maksudnya adalah gaya silat dari daerah Propinsi Shantung, yang
mengutamakan tendangan tinggi dan meloncat. Hal ini menjadi kebalikan
dari daerah Selatan, sebab penduduk di Shantung hidup didataran tinggi /
pegunungan sehingga kaki memegang peranan penting. Jago – jago silat
dari daerah tersebut pada umumnya memiliki TENDANGAN YANG TINGGI, LINCAH
DAN KAKINYA LEMAS / LENTUR SEPERTI KARET, yang bisa diputar atau
ditekuk untuk mendesak lawan dengan tendangan.
Berhubung kedua
macam Gaya Silat ini menjadi Kiblat hampir semua perguruan kungfu di
Tiongkok , dan masing – masing mempunyai keistimewaan sendiri – sendiri,
maka Perguruan IKS.PI KERA SAKTI berusaha menggabungkan kedua gaya itu
dalam jurus – jurusnya, contoh : dalam Jurus Kera perguruan ini ada
Tendangan Melingkar Diudara ( THIAN SAO ), tetapi ada juga
Tendangan Melingkar Dibawah ( SIANG HO SAO ), yang pertama merupakan
ciri gaya Shantung dan yang kedua adalah gaya dari Hokkian.
Sesungguhnya belajar Kung – Fu ( KUN ) itu tidak gampang masalahnya :
1. Sifatnya tertutup ( Jarang disebarkan untuk umum )
2. Menjadi Monopoli Bangsa China yang hanya diajarkan untuk keluarga, famili atau teman dekat .
3. Jumlah Murid yang dibatasi.
4. Murid yang baru berlatih langsung diberi latihan – latihan yang berat sehingga jarang ada yang melanjutkan.
5.
Banyak yang dibawa pemiliknya keliang kubur, tanpa meninggalkan ahli
waris dan catatan untuk generasi yang akan datang.
Untuk
itu dengan cita-cita agar Kung-Fu TIDAK PUNAH, maka R. TOTONG KIEMDARTO
memberanikan diri untuk mengenalkannya kepada masyarakat dengan bekal
yang pernah didapatnya dari SUHU_SUHU KUNTAUW yang pernah membimbingnya
tentang Kung-Fu.
Hanya saja karena zaman sudah berbeda, maka
pelajaran Kung-Fu yang diajarkan kepada masyarakat diadakan PERUBAHAN
atau PENAMBAHAN YANG DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN dan SELERA
MASSA walaupun TEKNIK-TEKNIK KUNG-FU BAGIAN INTI YANG ASLI TIDAK
DITINGGALKAN.
Demikian juga sebagai salah satu Perguruan Kung-Fu
yang sudah modern, maka Perguruan IKS.PI Kera Sakti mengadakan pula
TINGKATAN DALAM PELAJARAN, mengingat BAKAT dan KECERDASAN YANG
BERBEDA-BEDA DARI TIAP SISEANYA, yaitu TINGKAT DASAR I, TINGKAT DASAR
II, TINGKAT WARGA, TINGKAT PENDEKAR DAN TINGKAT DEWAN GURU atau istilah
lain TINGKAT DASAR, MENENGAH dan LANJUTAN yang masing-masing ditandai
dengan SABUK HITAM, KUNING, BIRU, MERAH dan MERAH STRIP KUNING EMAS.
Karena
ada Tingkatan, maka tentu saja ada UJIAN KENAIKAN TINGKAT BAIK PHYSIK
maupun MENTAL, yang bertujuan MENGEVALUASI DAN MENGETAHUI SAMPAI DIMANA
SEORANG SISWA ITU MENDALAMI ILMU YANG DITERIMANYA, dan setiap Akhir
Ujian selalu ditutup dengan UPACARA PENGESAHAN. Apabila dinyatakan lulus
dan telah disyahkan sebagai WARGA IKS.PI KERA SAKTI, maka Siswa
tersebut berhak memakai SERAGAM KEBESARAN (SAKRAL) IKS.PI KERA SAKTI,
dan boleh mendirikan Cabang atau Ranting – ranting tempat latihan dimana
saja dibawah naungan PUSAT PERGURUAN, atau istilahnya siswa tersebut
sudah boleh TURUN GUNUNG.
Sejarah Pencak silat Cimande

Berdasarkan alirannya, beladiri Pencak Silat yang ada di Jawa Barat dibagi berdasarkan beberapa aliran. Diantaranya Cimande, Cikalong, Syahbandar dan beberapa aliran lainnya lagi.
Pencak Silat Cimande untuk pertamakalinya disebarkan oleh Sakir penduduk Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Sakir adalah salah seorang tokoh Pencak Silat, serta ilmu kebatinan Sakir dikenal ?luhung elmu?nya. Karenanya, Sakir sangat disegani masyarakat. Penduduk setempat menganggap Sakir sebagai orang tua mereka sendiri.
Banyak pula muridnya yang sengaja belajar Pencak Silat. Pada saat itu yang memerintah Kabupaten Cianjur ialah Bupati R. Aria Wiratanudatar II sebagai Bupati yang ke V dari keturunannya. R. Aria Wiratanudatar II juga dikenal dengan sebutan Dalem Enoh, memerintah Kabupaten Cianjur antara tahun 1776-1813. Setelah diketahui Dalem, diangkatlah Sakir menjadi guru Pencak Silat dan keamanan di Kabupaten. Diantara muridnya yang termashur ialah putra dalem Enoh yang bernama R. Wiranaga yang mendapat julukan Aria Cikalong.
Menurut para ahli sejarah di Kabupaten Cianjur, selain R. Wiranagara terdapat pula R. Obing Ibrahim dan R. Haji Ipung Prawirasudibja. Merekalah yang menerangkan, bahwa pada tahun 1780 Sakir pernah dicoba kemahirannya dalam Pencak Silat dengan orang Cina dari Macao bertempat dialun-alun Cianjur dan pada kesempatan itu Sakir yang menang.
Pada tanggal 2 April 1812 R. Aria Wiratanudatar II atau lebih dikenal dengan nama R. Enoh meninggal dunia. Beliau meninggalkan 3 orang putra yakni : Aria Wiranagara yang lebih dikenal dengan nama Aria Cikalong, R. Natanagara yang setelah menunaikan Ibadah Haji lebih dikenal dengan nama R. Haji Muhamad Tobri dan Aom Abas yang kemudian menjadi Bupati Limbangan.
Untuk selanjutnya, Sakir dibawa pindah oleh R. Aria Natanagara ke Bogor. Oleh Bupati Bogor Sakir diangkat menjadi pengawal Bupati. Selama Sakir mengabdi pada Bupati Bogor, beliau bertempat tinggal di Cimande (Kabupaten Cianjur). Karena itulah Pencak Silat yang diajarkan dan disebarkan oleh Sakir disebut Pencak Cimande.
Menurut cacatat yang diperoleh, tersebarnya Pencak Cimande di Cianjur hanya sampai tahun 1813. Namun kemudian pada tahun 1819, pencak Cimande ini tersebar di Cianjur sebelah Selatan. Penyebaran Pencak Cimande ini dilakukan oleh putra-putra dan murid-muridnya Sakir. Mereka menyebar ke daerah Cianjur sebelah Selatan dan Garut Selatan khususnya di daerah-daerah perkebunan sebagai sasaran operasionalnya. Hal ini berlangsung sampai tahun 1930. Setelah penyebaran Pencak Cimande, disusul pula dengan Pencak Cikalong dan Syahbandar yang disebarkan oleh para putra dan murid R. Haji Ibrahim dari Cikalong.
Adapun yang menciptakan serta mengkreasikan Pencak Cikalong adalah . R. Haji Ibrahim turunan ke 9 dari Dalem Cikundul, Majalaya Kecamatan Cikalong Kulon. Ayahnya adalah R. Rajadireja, yang lebih dikenal sebagai Aom Raja, dan kakeknya adalah R. Wiranagara yang lazim disebut Aria Cikalong.
R. Haji Ibrahim dilahirkan pada tahun 1816. Keahlian dalam Pencak Silat diperolehnya pula dari leluhur kakeknya yang merupakan murid terpandai dari Sakir.
R. Haji Ibrahim mulai belajar Pencak dari R. Ateng Alimudin seorang putra Tubagus Kosim, yang merupakan keturunan ke 13 dari Sultan Hasanudin (Banten). R. Alimudin menikah dengan R. Siti Hadijah, ipar dari R. Haji Ibrahim. Sebenarnya R. Haji Ibrahim bukan hanya berguru kepada R. Ateng Alimudin saja, tetapi dalam melengkapi pengetahuannya tentang Pencak, R. Haji Ibrahim berguru pula pada Abang Ma’rup, Abang Madi, Abang Kari dan beberapa pendekar Pencak Silat lainnya
TENTANG SILAT CIMANDE
Cimande adalah jenis pencak silat yang mengandalkan tangan kosong untuk membela diri. Dalam arti, gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pendekar menjadi gerakan yang mengeksploitasi ang-gota tubuh manusia sebagai anugerah Tuhan.
![]() |
guru besar |
Awalnya silat Cimande dipopulerkan oleh Abah Kahir. Dialah yang pertama kali menciptakan aliran Cimande. Lelaki yang hidup sekitar abad ke-17 dan tinggal di tepian sungai Cimande, Bogor, Jabar ini, menurut cerita, menciptakan jurus berdasarkan gerakan seekor monyet dan harimau. Inilah yang menjadikan Cimande menjadi terkenal dengan pencak silatnya. Bahkan sudah terkenal dengan nama silat Cimande.
Jurus yang dilatih
Jurus Harimau/Pamacan (Pamacan[6], tetapi mohon dibedakan pamacan yang “black magic” dengan jurus pamacan. Pamacan black magic biasanya kuku menjadi panjang, mengeluarkan suara-suara aneh, mata merah dan lain-lain).
Jurus Monyet/Pamonyet[7] (Sekarang sudah sangat jarang sekali yang mengajarkan jurus ini, dianggap punah).
Jurus Pepedangan[8] (ini diambil dari monyet satunya lagi yang memegang ranting).[9]
Cerita di atas sebenarnya lebih cenderung mitos, tidak bisa dibuktikan kebenarannya, walaupun jurus-jurusnya ada [10]. Maenpo Cimande sendiri dibawa ke daerah Priangan Timur dan Cianjur selatan oleh pekerja-pekerja perkebunan teh. Hal yang menarik adalah beberapa perguruan tua di daerah itu kalau ditanya darimana belajar Maenpo Cimande selalu menjawab "ti indung" (dari ibu), karena memang mitos itu mempengaruhi budaya setempat, jadi jangan heran kalau di daerah itu perempuan pun betul-betul mempelajari Maenpo Cimande dan mengajarkannya kepada anak-anak atau cucu-cucunya, seperti halnya istrinya Abah Khaer mengajarkan kepada Abah Khaer.
Perkembangannya Maenpo Cimande sendiri sekarang di daerah tersebut sudah diajarkan bersama dengan aliran lain (Cikalong, Madi, Kari, Sahbandar, dan lain-lain). Beberapa tokoh yang sangat disegani adalah K.H. Yusuf Todziri (sekitar akhir 1800 – awal 1900), Kiai Papak (perang kemerdekaan, komandannya Mamih Enny), Kiai Aji (pendiri Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka, perang kemerdekaan), Kiai Marzuk (Maenpo H. Marzuk, zaman penjajahan Belanda), dan lain-lain
Tujuan dari Pencak Silat Cimande ini yaitu untuk
Terwujudnya kesadaran yang mendalam tentang jiwa pencak silat Cimande sehingga dapat mengamalkan secara konsekuen. Sebagai insan hamba Allah, sebagai insan Sosial Budaya, sebagai insan pencak silat Cimande, dan sebagai insan Warga Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Terwujudnya keluarga besar pencak silat Cimande yang taat dan saleh dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang diyakini masing-masing.
Terwujudnya pembinaan tradisi, adat istiadat dan ajaran yang mempunyai nilai-nilai luhur yang selaras dengan kehidupan dan tata kehidupan pancasila dan UUD 1945.
Terwujudnya sikap dan prilaku hidup serta amal perbuatan keluarga besar pencak silat Cimande yang berpedoman pada Taleq.
Terwujudnya dan terpeliharanya identitas anggota keluarga besar pencak silat Cimande dimana saja mereka berada.
Taleq Cimande
Pencak silat Cimande adalah seni budaya bela diri yang mengandung nilai-nilai , norma-norma maupun perilaku yang di junjung tinggi dan diwariskan dari leluhur Cimande kepada generasi-generasi secara turun-temurun sebagai hasil proses sejarah dan merupakan tradisi dalam kehidupan masyarakat keluarga besar pencak silat Cimande berdasarkan taleq [15]. Didalam kehidupan keluarga besar pencak silat Cimande , Taleq ini merupakan kode etik yang harus ditaati dan ditepati oleh keluarga besar Cimande dengan sebaik-baiknya.
Taleq Cimande sebagai kebudayaan telah menunjukan nilai-nilai hidup dan makna susila yang berjiwa selaras dengan Pancasila, merupakan pendukung penghayatan nilai-nilai yang luhur dari Budaya Indonesia.
Taleq
Harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jangan melawan kepada ibu dan bapak serta orang yang sudah tua.
Jangan melawan kepada guru dan ratu (pemerintah).
Jangan judi dan mencuri.
Jangan ria takabur dan sombong.
Jangan berbuat zina.
Jangan bohong dan licik.
Jangan mabuk-mabukan dan menghisap madat.
Jangan jahil, menganiaya sesama makhluk Tuhan.
Jangan memetik tanpa izin mengambil tanpa minta.
Jangan suka iri hati dan dengki.
Jangan suka tidak membayar hutang.
Harus sopan santun, rendah hati,ramah tamah dan saling menghargai sesama manusia.
Berguru Cimande bukan untun gagah-gagahan, kesombongan, dan ugal-ugalan, tapi untuk mencari keselamatan dunia dan akherat.
Hakekat kepribadian Taleq Cimande
Adanya kesadaran terhadap Allah SWT.
Memiliki kesadaran menjadi warga Negara yang taat dan patuh kepada pemerintah.
Mempunyai nilai-nilai hidup atau budi pekerti yang luhur dan makna kesusilaan.
Mempunyai kesadaran untuk memelihara kerukunan hidup, persatuan dan kesatuan bangsa, dan kerukunan dalam kehidupan beragama.
Hakekat insan pencak silat Cimande
Insan yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Anggota masyarakat yang mengutamakan kekeluargaan dan gotong royong.
Warga Negara yang taat dan patuh kepada pemerintah.
Manusia yang beramal, menjunjung tinggi serta menghormati adat istiadat yang telah turun temurun menjadi sendi-sendi kehidupan masyarakat dan bangsa , memelihara tradisi bangsa dalam rangka pelestarian nilai-nilai perjuanagan, menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam menegakan kebenaran dan keadilan rakyat Indonesia. Sebagaimana yang telah ditunjukan oleh generasi 45 Cimande pada waktu revolusi fisik untuk menghancurkan penjajahan dari muka bumi Indonesia, telah berjuang mati-matian dengan semangat patriotisme yang tinggi, sehingga laskar rakyat Cimade telah disegani oleh lawan maupun kawan.
Jurus dan Teknik Beladiri
Jurus-Jurus Dasar Silat Cimande:
Kelid
Selup
Pamonyet
Tungkup Selup
Serong Gigir
Tangkeupan
Bolang-Baling
Timpah Sabeulah
Timpah Dua
Buang Kelid Dibeulah
Sambeuran
Kelid Timpah Pamonyet
Pangerodan
Teke
Tewak Teke
Tewakan
Tewak Jero
Turugtug
Ajulan
Kelid timpah Potongan
Koreh Pamonyet
Timpah Tilu
Pakalah
arikel ini semoga bermanfaat buat anda dan semoga anda bisa jd tau yang tadinya tidak tahu .didalam diri seseorang pasti ada kelemahan dan kelebihan ,walaupun kita tidak bisa percaya dirilah kepada kemampuan kalian.
Langganan:
Postingan (Atom)